Marwan Jafar bersama kader PKB Tegal.
Tegal—Bakal calon gubernur jawa tengah, Marwan Jafar bicara blak-blakan terkait kemiskinan di jawa tengah yang menempati peringkat tertinggi kedua di Indonesia. Menurutnya kebijakan yang selama ini dilakukan untuk mengurangi angka kemiskinan, hanya sebatas pencitraan saja.
“Saya sudah keliling seluruh jawa tengah, kita jadi tahu bukan kerja nyata dan konkrit yang mereka (pemprov) lakukan. Hampir semua kebijakannya masih sebatas pencitraan,” kata Marwan saat acara temu kader di Kota Tegal, Jawa Tengah, kemarin.
Marwan menambahkan hingga saat ini belum ada perubahan signifikan yang dirasakan langsung oleh masyarakat jawa tengah. Tingginya angka kemiskinan yang mencapai 13,19% tersebut tidak bisa dilepaskan dari kinerja pemerintah provinsi yang tidak mampu mengangkat potensi wilayahnya.
Menurut dia, angka tersebut masih lebih tinggi dari kemiskinan nasional 10,70%. Hal ini tidak akan mungkin terjadi jika potensi kewilayahan dimaksimalkan, khususnya di desa-desa, dan masyarakat harus menjadi subjek pembangunan. ”Kita ajak semua masyarakat jawa tengah untuk merubah nasib supaya ada perubahan yang lebih baik lagi. Intinya tekad kita adalah untuk merubah,” katanya.
Diakui Marwan, kemiskinan masih menjadi persoalan utama di Provinsi jawa tengah. Jumlah penduduk miskin di Jateng menempati peringkat tertinggi kedua setelah jawa timur. Masih tingginya angka kemiskinan di Jateng membuktikan provinsi yang memiliki luas wilayah 32.548 km², atau sekitar 28, 94% dari luas pulau Jawa tersebut masih memiliki kesenjangan sosial yang sangat tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), BPS menyebut jumlah penduduk miskin di Jateng sebanyak 4.493.750 jiwa di bawah Jawa Timur sebanyak 4.638.530 jiwa tetapi di atas Jawa Barat 4.168.110 jiwa. Jadi separuh dari jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 27.764.320 jiwa itu ada di Pulau Jawa.
Atas permasalahan tersebut, Marwan menawarkan solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan kemiskinan di jawa tengah. “Solusinya adalah membuka selebar-lebarnya akses keluarga miskin terhadap pekerjaan atau usaha mandiri dengan penghasilan yang layak," katanya.
Menurutnya, banyak potensi ekonomi atau peluang usaha produktif yang bisa diolah dan dikembangkan di daerah dengan memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada, baik sumberdaya bahari, pertanian maupun potensi lainnya.
KEYWORD :Marwan jafar kemiskinan di jawa tengah