Perbukitan karst di Kendeng
Jakarta – Petani Kendeng, Jawa Tengah belum bosan menuntut Gubernur Ganjar Pranowo agar membatalkan izin lingkungan untuk PT. Semen Indonesia. Kali ini, kelompok yang menolak keberadaan pabrik semen di wilayah Kendeng tersebut menagih janji Megawati saat mengusung Ganjar dalam Pilkada Jawa Tengah empat tahun lalu.
“Megawati memberikan pesan agar Ganjar Pranowo menyejahterakan petani Jawa Tengah atau ia sendiri yang akan ‘menyembelih’ gubernur dari PDI-P ini. Mandat ini penting sebagai usaha untuk memajukan provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Namun apa yang telah dikerjakan Ganjar selama tiga setengah tahun masa jabatanya?” demikian pernyataan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) lewat siaran pers, Kamis (8/6) di Jakarta.
JM-PPK kembali menegaskan dampak buruk keberadaan pabrik semen sudah dicontohkan oleh Gresik dan Tuban. Masyarakat sekitar kehilangan lahan untuk bertani, sementara uang hasil penjualan tanah jauh dari kata cukup.
“Uang hasil penjualan tanah untuk pabrik semen hanya bertahan tak lebih dari sepuluh tahun. Setelah itu mereka terpaksa mencari pekerjaan lain karena tak lagi punya tanah. Kami tak ingin seperti mereka,” tegas JM-PPK.
Megawati juga diminta agar ‘menjewer’ kadernya itu, karena tidak patuh pada keputusan MA yang memenangkan gugatan petani Kendeng. Kesewenang-wenangan Ganjar juga disebut tidak sesuai dengan semangat Pancasila, padahal Megawati sendiri baru saja tergabung dalam Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPPIP).
“Sudah sepantasnya kerja awal dari Bu Megawati bersama UKPPIP menegakkan dan memastikan Gubernur Jawa Tengah tidak mencederai ideologi Pancasila dengan meminta Ganjar untuk mencabut izin lingkungan PT.Semen Indonesia di Rembang,” tuntutnya.
Petani Kendeng Ganjar Jawa Tengah Pabrik Semen