Mabrur (Foto: Facebook)
Jakarta - Mudik identik dengan tradisi tahunan menjelang hari raya besar keagamaan, seperti Idul Fitri. Ia merupakan aktifitas yang dinantikan oleh para perantau, baik mahasiswa atau pun para pekerja yang mengadu nasib di daerah orang.
Sebagian orang memandang mudik bukan hanya sekadar libur tahunan, melainkan perjalanan spritual. Hal itu diungkapkan salah satu mahasiswa jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mabrur saat dijumpai jurnas.com pada Sabtu (24/6)
Ia mengatakan, mudik adalah bagian dari kesadaran manusia untuk kembali ke tempat ia dilahirkan dan dibentuk secara kultural. Selain itu, mudik menjadi kepuasaan spiritual lantaran bisa bertemu dan menyapa kembali orang yang selama ini membesarkan dan mendidik.
"Pesan spritual mudik, yaitu kembalinya ke kampung asal di mana tempat pertama dan terakhir hingga menutup usia. Selain itu, silaturrahimnya, sebuah kepuasan, bisa menyapa, larut dalam canda tawa berbagi cerita dengan orang-orang dekat dan yang kita sayangi, sehingga tumbuh rasa kasih dan cinta yang besar, kata Mabrur mahasiswa kelahiran Sulawesi Barat tersebut.
"Intinya mudik, perkuat silaturahim, membiasakan untuk saling berbagi dan yang terpenting saling membuka maaf," tambahnya.
KEYWORD :Mudik Hikmah Lebaran Idul Fitri