Sabtu, 23/11/2024 15:49 WIB

INTERNASIONAL

AS Bujuk Turki Pererat Kerja Sama

Tillerson mengadakan beberapa jam pertemuan sehari sebelumnya dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan di Istanbul, dengan harapan dapat memperlancar hubungan kedua negara tersebut

Sekretaris Negara Amerika Serikat, Rex Tillerson (L) dan Presiden Recep Tayyip Erdogan (Foto: AFP)

Jakarta - Sekretaris Negara Amerika Serikat, Rex Tillerson mengatakan, AS kembali membangun kepercayaan dengan sekutu penting NATO, Turki setelah berselisih dalam beberapa bulan terakhir.

Tillerson mengadakan beberapa jam pertemuan sehari sebelumnya dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan di Istanbul, dengan harapan dapat memperlancar hubungan kedua negara tersebut.

Ia mengakui hubungan AS dengan Turki mengalami beberapa tekanan selama beberapa waktu. "Saya harap kita mulai memperbaikinya," kata Tillerson kepada anggota staf di Konsulat AS di Istanbul dalam pidato untuk menyelesaikan kunjungan dua harinya

Hubungan Turki dengan Washington anjlok dalam bulan-bulan terakhir pemerintahan Barack Obama, namun Ankara mengharapkan adanya perbaikan di bawah Presiden Donald Trump. Hubungan kedua negera tersebut terkikis dari perselisihan Suriah hingga ekstradisi penyelenggara dugaan kudeta tahun lalu yang gagal terhadap nasib seorang pastor AS yang dipenjara di Turki sejak Oktober.

Tillerson, mantan kepala Exxon Mobil, percaya bahwa setiap kali bertemu Erdogan keadaan menjadi lebih baik dalam hal nada di antara kedua pemimpin tersebut

"Saya pikir saatnya membangun kembali kepercayaan yang hilang satu sama lain. Mari kita bekerja keras membangun kembali tingkat kepercayaan itu. Sebab kepercayaan itu adalah dasar untuk memulai hubungan apapun," katanya.

Turki geram terhadap Trump lantaran memperluas kebijakan Obama untuk mendukung Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) sebagai kekuatan tempur utama di lapangan di Suriah melawan Daesh.

Ankara menganggap YPG sebagai kelompok teroris dan cabang Partai Pekerja Kurdistan Suriah (PKK), yang melakukan pemberontakan di Turki sejak 1984. Namun Washington secara terbuka mempersenjatai YPG dan kelompok tersebut dalam operasi  mengusir Daesh dari kubu Raqqa mereka.

Administrasi Trump juga menolak permintaan Turki agar mengekstradisi Fethullah Gulen, seorang ulama yang tinggal di Pennsylvania dan dituduh oleh Erdogan karena mendalangi kudeta militer yang gagal pada Juli 2016.

Turki  mayoritas Muslim memiliki militer terbesar kedua NATO dan Pangkalan Udara Incirliknya sangat penting bagi operasi militer AS di Timur Tengah, yang berfungsi sebagai basis koalisi pimpinan AS melakukan serangan terhadap Daesh di Raqqa.

 

KEYWORD :

Amerika Serikat Terorisme ISIS Suriah Turki




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :