Sabtu, 23/11/2024 16:15 WIB

Indonesia-Spanyol Berpeluang Tingkatkan Nilai Perdagangan

KBRI Madrid melihat total nilai ekspor Indonesia ke Spanyol belum mencerminkan kekuatan daya pasok (supply) yang dimiliki Indonesia dan belum mencerminkan kekuatan permintaan (demand) dan daya serap pasar Spanyol yang sangat dinamis. 

Pertemuan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy

Madrid - Peluang untuk meningkatkan nilai perdagangan Indonesia ke Spanyol sangat besar. Spanyol menganut pasar terbuka dan memiliki kesepakatan pembentukan pasar bebas, baik di bawah kerangka UE maupun dalam kerangka kerjasama bilateral dengan negara-negara sahabat. Secara bilateral, Indonesia dengan Uni Eropa memiliki Kesepakatan Kemitraan Komprehensif Indonesia – Uni Eropa (Indonesia – European Union Comprehensive Partnership Agreement / CPA) tahun 2014. Karena itu, KBRI Madrid mendukung sepenuhnya rencana Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa untuk merampungkan butir-butir Kesepakatan  Ekonomi Komprehensif Uni Eropa – Indonesia (Comprehensive Economic Partnership Agreement / CEPA) secepatnya guna lebih membuka akses pasar di kedua pihak.

KBRI Madrid menilai Spanyol dengan jumlah penduduk 46 juta dan internasional turis 77 juta per-tahun merupakan pasar yang sangat potensial bagi berbagai produk ekspor Indonesia, mulai dari produk bahan mentah (raw material) untuk produk makanan,  hingga produk final pendukung industri pariwisata Spanyol...Selain itu, posisi strategis Spanyol yang terletak di sebelah selatan Benua Eropa dan berbatasan dengan Benua Afrika bagian Utara serta di Mediterania dan mempunyai hubungan tradisional dengan Amerika Latin, merupakan pasar yang sangat strategis,” demikian siaran pers KBRI Madrid untuk melengkapi siaran pers Istana  mengenai harapan Presiden Jokowi meningkatkan nilai perdagangan antara Indonesia dengan Spanyol saat bertemu Perdana Menteri Spanyol di sela-sela pertemuan G-20 di Hamburg, Jerman pada 7 Juli lalu.

KBRI Madrid mencatat, Neraca Perdagangan Indonesia dengan Spanyol sejak tahun 2012 setiap tahunnya mengalami surplus, meskipun ada kecenderungannya menurun selama kurun waktu 2012 – 2016 mencapai -5,76%, yakni dari 1,61 milyar USD (2012) menjadi 1,10 milyar USD (2016). Penurunan nilai total perdagangan Indonesia – Spanyol pada 2013 dan 2015 terjadi antara lain karena situasi perekonomian Spanyol yang secara umum tidak dapat terlepas dari situasi perekonomian global maupun regional Eropa yang masih lesu dan belum stabil. Kenaikan nilai perdagangan yabg terjadi pada 2016 dibanding tahun sebelumnya, memberi sinyal positif bagi peningkatan nilai perdagangan kedua negara.

KBRI Madrid melihat total nilai ekspor Indonesia ke Spanyol belum mencerminkan kekuatan daya pasok (supply) yang dimiliki Indonesia. Nilai tersebut juga tidak mencerminkan kekuatan permintaan (demand) dan daya serap pasar Spanyol yang sangat dinamis. 

Sejauh ini, KBRI Madrid juga terus melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke Spanyol. Diantaranya Atase Perdagangan KBRI Madrid dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di Barcelona berpartisipasi dalam pameran-pameran di Spanyol, antara lain Alimentari (bahan makanan, Barcelona), Gourment (bahan makanan, Madrid), InterGift Expo (handycraft, Madrid), Spain Halal Expo (multi-products, Madrid) dan International Seafood and Frozenfood Expo (Vigo). KBRI Madrid sejak 2014 setiap tahun menyelenggarakan Forum Bisnis di berbagai kota bisnis terkemuka Spanyol, antara lain pada 2014 (Madrid, Barcelona); 2015 (Madrid, Bilbao); 2016  (Madrid, Vigo, Las Palmas, Valencia, Barcelona); dan 2017 (Sevilla, Madrid, Vigo, Zaragoza). 

Kelapa Sawit

Spanyol merupakan salah satu negara anggota UE pengimpor minyak kelapa sawit. Menurut data dari Global Trade Atlas Spanyol (GTS), impor Spanyol untuk produk kelapa sawit dan turunannya (Kode HS 1511) pada periode Januari s/d Maret 2016 tercatat  USD 159.033.283. dan pada periode yang sama tahun 2017 meningkat 74,82% mencapai USD 278.018.359. 

 

Jenis produk minyak kelapa sawit yang diimpor Spanyol digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri Spanyol, seperti biodisel, kosmetik, sabun, makanan dan lain-lain, komplementer untuk minyak zaitun yang dihasilkan Spanyol, dimana Spanyol merupakan negara penghasil dan pengekspor minyak zaitun terbesar di UE. 

Minyak kelapa sawit merupakan komoditi ekspor unggulan Indonesia ke Spanyol, dengan nilai total pada tahun 2016 mencapai US$ 689.077.729. KBRI Madrid mengharapkan ekspor produk minyak kelapa sawit Indonesia ke Spanyol tidak akan mengalami penurunan karena dimaksudkan untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan kegiatan industri di Spanyol serta tidak mengancam produk minyak nabati Spanyol. Untuk itu, KBRI Madrid menyatakan siap bekerjasama dengan berbagai pihak di Spanyol guna dapat menyampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat Spanyol tentang kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan tata kelola perkebunan kelapa sawit berkelanjutan (Indonesian Sustainable Palm Oil /ISPO) yang telah bersertifikat. Kemudian sistem usaha di bidang perkebunan kelapa sawit yang telah layak ekonomi, layak sosial, dan ramah lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 

KEYWORD :

KBRI Madrid Nilai Perdagangan Indonesia Spanyol




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :