Sabtu, 23/11/2024 09:41 WIB

Siang ini, Pegawai KPK Ajukan Uji Materi ke MK

Penggunaan hak angket DPR terhadap KPK merupakan bentuk penerobosan terhadap batasan kekuasaan yang telah digariskan oleh undang-undang

Gedung KPK RI (foto: Jurnas)

Jakarta - Sejumlah pegawai pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hari ini (13/7) akan menyambangi Mahkamah Konstitusi (MK) untuk mengajukan uji materi pasal 79 ayat (3) Undang-Undang No.17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD yang mengatur tentang hak angket DPR ke Mahkamah Konstitusi.

"Dari pendapat sejumlah ahli hukum tata negara, kami yakin hak angket tidak dapat digunakan untuk lembaga independen seperti KPK. Apalagi dalam sejumlah putusan MK ditegaskan,  posisi KPK dan landasan konstitusional bukan termasuk ruang lingkup pemerintah,"  kata Harun Al Rasyid, salah satu pegawai KPK.

Harun, yang juga salah satu Ketua  Wadah Pegawai KPK, berharap Mahkamah Konstitusi (MK) bisa memberikan keputusan yang adil dan proporsional agar dapat menghentikan kesemrawutan penggunaan kewenangan oleh lembaga.

"Dalam pelaksanaan tugas sebagai pegawai KPK, sulit memisahkan peristiwa angket DPR terhadap KPK. Apalagi adanya penanganan kasus KTP-Elektronik yang sedang berjalan. Dan awal Hak Angket dibicarakan adalah ketika KPK menolak memutar rekaman pemeriksaan Miryam S. Haryani di DPR," tambah Harun.

Acuan yang adalah pada Pasal 79 ayat (3) UU No.17 Tahun 2014 berbunyi: Hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Atas itulah, penggunaan hak angket DPR terhadap KPK merupakan bentuk penerobosan terhadap batasan kekuasaan yang telah digariskan oleh undang-undang yaitu KUHAP, undang-undang KPK dan undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi telah menentukan pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebagai lembaga yang berwenang menguji benar atau tidaknya terjadi suatu tindak pidana korupsi.

"Demikian pula semua keberatan terhadap tindakan yang dilakukan oleh KPK dalam proses penyelidikan, penyidikan dan penuntutan.Sehingga, lembaga praperadilan dan pengadilan merupakan badan yang ditunjuk untuk menguji segala tindakan KPK tersebut," ujarnya.


KEYWORD :

Pansus Angket KPK DPR




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :