| Rabu, 19/07/2017 15:53 WIB
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi mengejar bukti keterlibatan Ketua DPR RI, Setya Novanto dalam kasus dugaan korupi pengadaan e-KTP tak hanya di Indonesia. Lembaga antikorupsi juga mengejar bukti hingga ke luar negeri.
Ketua
KPK, Agus Rahardjo tak menampik jika anak buahnya sempat diberangkatkan ke Singapura dan Amerika Serikat (AS) untuk mengumpulkan bukti-bukti kasus e-KTP. Dengan bukti itu
Setya Novanto dijerat jadi pesakitan.
"Ya kalau harus, bukan hanya ke Amerika, kan ke banyak tempat juga, ke Singapura juga," ungkap Agus, di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (19/7/2017).
Pun demikian, Agus masih merahasiakan siapa pihak lain atau saksi yang ditemui penyidik
KPK dalam upaya pengumpulan bukti tersebut. Yang jelas, kata Agus, banyak pihak yang ditemui penyidik
KPK saat menyambangi dua negara itu.
Informasi yang dihimpun sedikitnya ada dua saksi kunci perkara e-KTP yang dikejar
KPK sampai ke luar negeri. Yakni, Johannes Marliem di AS dan kedua, Paulus Tannos di Singapura.
Keduanya dinilai memegang bukti-bukti diperlukan penyidik
KPK. Keduanya juga dinilai memiliki informasi rinci terkait keterlibatan Andi Narogong,
Setya Novanto dan sejumlah pihak lainnya.
Direktur Biomort Lone LLC, Johannes Marliem diketahui merupakan pemasok alat pengenal sidik jari atau automated fingerprint identification system/AFIS ke konsorsium penggarap proyek e-KTP tahun 2011-2013. Dari tangan Johannes, penyidik
KPK banyak mendapkan bukti-bukti rekaman dan aliran uang e-KTP ke DPR dan pejabat Kemendagri.
Sementara dari Singapura, penyidik beberapa kali memeriksa Paulus Tannos. Dari keterangan pemilik PT Sandipala Arthapura (anggota konsorsium pemenang proyek e-KTP, PNRI) ini, penyidik juga mendapatkan bukti-bukti yang valid ihwal pertemuan-pertemuan yang dihadiri
Setya Novanto dan Andi Narogong terkait proyek e-KTP. Termasuk upeti para anggota konsorsium ke kantong-kantong anggota DPR.
Namun, Paulus Tannos saat dihadirkan jaksa
KPK di persidangan lewat sambungan teleconference, mencabut sebagian keterangannya di penyidikan. Padahal, Paulus Tanos saat penyidikan
KPK ditemani pihak dari Corrupt practice Investigation Bereau (CPIB) atau lembaga antikorupsi di Singapura.
Bahkan, Paulus saat penyidikan sempat disumpah dihadapan perwakilan KBRI di Singapura. Namun Ketua
KPK mengatakan, "
enggak perlu saya sebutkan siapa saja yang kami temui, karena yang kami temui banyak," ujar Agus.
KEYWORD :
E-KTP KPK Setya Novanto