Kubah Mesjid Al Aqsa (Foto: Reuters)
Jerusalem - Para pemimpin Muslim mendesak orang beriman melakukan protes dan menolak masuk Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki. Hal itu bahkan setelah Israel membongkar detektor logam yang pada awalnya memicu ketegangan.
Israel mengatakan akan mengganti detektor logam dengan pengaturan keamanan baru berdasarkan teknologi maju, bahkan termasuk kamera canggih. Meski begitu, dibutuhkan waktu hingga enam bulan untuk memasangnya.
Para pemimpin agama Muslim menuntut agar Israel mengembalikan situasi di lokasi tersebut sebelum memasang detektor logam minggu lalu. Para pemimpin agama mengatakan, mereka memerlukan waktu untuk mempelajari usulan tindakan baru Israel tersebut.
"Kita perlu tahu semua detailnya sebelum memutuskan untuk salat di dalam kompleks," kata Mufti Mohammed Hussein.
Ketegangan meningkat antara Israel dan dunia Muslim dimulai pada pertengahan Juli, belum membaik, bahkan setelah Israel mundur berdasarkan detektor logam. Jordan memainkan peran kunci dalam usaha mengakhiri pertarungan di atas situs suci tersebut.
Namun selama akhir pekan, upaya Jordan dipersulit oleh penembakan di Kedutaan Besar Israel di Amman dimana seorang penjaga Israel membunuh dua orang Yordania setelah diserang satu orang dengan obeng.
Kebuntuan 24 jam diselesaikan interaksi via terlfon antara Raja Abdallah Yordania dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Yordania pada awalnya mengatakan penjaga tersebut tidak dapat pergi tanpa penyelidikan, namun kemudian mengizinkannya dan seluruh staf kedutaan untuk pulang ke Israel Senin malam.
Demokrat Waspadai Kehadiran Kelompok pro-Palestina yang Tuntut Embargo Senjata dalam Konvensi
Israel Palestina Masjidil Aqsa