Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop (Foto: Reuters)
Sydney - Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, meminta China melakukan lebih banyak cara untuk mengatasi ancaman program nuklir dan rudal Korea Utara.
Australia bisa menjadi sasaran uji coba peluncurkan rudal balistik antarbenua pertama pada awal bulan ini, yang menurut para ahli dapat menghantam seluruh Alaska dalam jangkauannya untuk pertama kalinya.
Amerika Serikat dan Australia sama-sama menunjukkan ketidaksabaran menanti tindakan China, sekutu utama Korea Utara. Bishop mengatakan masih banyak cara yang dilakukan China.
"China adalah penyokong keuangan utama Korut, yang memiliki pengaruh besar terhadapnya daripada klaimnya," katanya kepada Radio Nasional Australia Broadcasting Corp, dilansir Reuters pada Selasa (26/7)
"Hubungan ekspor dengan Korut, penyediaan pengiriman uang ke pekerja, arus investasi asing dan arus teknologi, semuanya ada di tangan China," tambahnya.
Korut menuai sanksi UN sejak 2006 karena rudal balistik dan program nuklirnya dan Dewan Keamanan meningkatkan langkah-langkah untuk menanggapi lima uji coba senjata nuklir dan dua rudal jarak jauh diluncurkan belakangan ini.
Frustrasi karena China belum berbuat lebih banyak untuk mengendalikan Korut, Negeri yang dijuluki Pamam Sam itu dapat menjatuhkan sanksi baru kepada perusahaan China yang melakukan bisnis dengan Pyongyang, kata pejabat senior AS
Rudal Jarak Jauh Terbaru Angkatan Laut AS dapat Mengubah Keseimbangan di Laut Cina Selatan
China menolak kritik tersebut dan mendesak untuk menghentikan apa yang disebutnya teori tanggung jawab China, ia mengatakan, semua pihak perlu menarik beban mereka masing-masing.
KEYWORD :China Australia Korea Utara Program Nuklir