Petugas Israel melakukan patroli keamanan ( Foto: AFP)
Bethlehem - Pasukan Israel menggerebek klinik kesehatan masyarakat di desa Kobar, utara Ramallah di Tepi Barat yang diduduki pada Selasa malam setelah menghancurkan pintu gerbangnya.
Menurut laporan Wafa, dilansir Ma`an pada Rabu (26/7) Kementerian Kesehatan Palestina menganggap serangan militer Israel tersebut tidak dapat dibenarkan. Ia mendesak organisasi kesehatan internasional melakukan intervensi untuk menahan Israel yang bertanggung jawab atas serangan berulang terhadap fasilitas kesehatan Palestina.
Serangan tersebut terjadi tak berselang lama setelah organisasi hak asasi manusia Amnesty International mengutuk pasukan Israel lantaran beberapa serangan anarkis ke sebuah rumah sakit Yerusalem Timur, yang berjuang merawat ratusan warga Palestina yang terluka dalam kekerasan brutal saat demonstrasi Sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa.
Menurut laporan Ma`an, pasukan Israel menyerbu rumah sakit al-Makassed setidaknya dua kali dalam sepekan terakhir dalam upaya menahan demonstran mendapatkan perawatan yang sama dengan mereka alami.
"Pasukan Israel yang melakukan serangan keras ke rumah sakit melecehkan dan mengintimidasi staf dan pasien benar-benar menyedihkan. Tidak ada alasan untuk mencegah petugas medis merawat pasien yang menderita luka parah, "kata pernyataan yang dikutip Magdalena Mughrabi, wakil direktur regional Amnesty
Selama kerusuhan tersebut, pasukan Israel juga menghalangi pasien untuk menerima perawatan di klinik al-Makassed yang berada di dalam Kota Tua, sementara penggerebekan juga dilaporkan terjadi di rumah sakit di Hebron. Pengeboman klinik kesehatan masyarakat di malam hari terjadi di Kobar, kota asal Omar al-Abed, seorang warga Palestina berusia 19 tahun menusuk hingga tewas tiga pemukim ilegal Israel di Halamish pada Jumat (21/7)
Sejak serangan tersebut, pasukan Israel melakukan serangkaian tindakan hukuman terhadap keluarga al-Abed dan warga Kobar, menyerang hingga memberlakukan penutupan militer di desa tersebut untuk mencegah penduduk memasuki atau meninggalkan desa tersebut, dan menahan saudara laki-laki al-Abed dan ibunya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengumumkan rumah keluarga al-Abed akan dihancurkan. Meski begitu, beberapa pejabat Israel menyerukan agar menghukum mati remaja tersebut. Pemerintah Israel telah lama mendapat kritik atas tanggapannya terhadap serangan tersebut dari kelompok hak asasi manusia yang mengatakan, tindakan keamanan yang parah adalah hukuman kolektif dan pelanggaran hukum internasional.
Yerusalem Palestina Israel Rumah Sakit