Donald Trump dan Raja Salman (foto: Aawsat)
Jeddah - Pengadilan Royal Arab Saudi mengatakan pada Kamis (27/7), Raja Salman melakukan kontak dengan berbagai pemimpin dunia mengenai situasi tegang di Yerusalem, yang dipicu saat Israel mendirikan detektor logam di tempat masuk ke kompleks masjid Al-Aqsa.
Menurut pernyataan tersebut, pemerintah Saudi menghubungi Amerika Serikat. Ia mendesak pemimpin negeri yang berjuluk Pamam Sam itu untuk menerapkan upaya dan daya untuk mencegah penutupan kompleks masjid Al-Aqsa terhadap umat Islam yang ingin salat di lokasi tersebut dan menghapuskan pembatasan terhadap Muslim memasuki masjid.
Dikutip Arab News pada Jumat (28/7), Arab Saudi menekankan, sudah menjadi hak orang-orang Muslim untuk salat dan menjalankan rutinitas keagamaan mereka di masjid Al-Aqsha dengan damai. Pemipin yang memiliki tiga istri tersebut juga menekankan perlunya mengembalikan ketenangan di daerah sekitar kompleks masjid untuk menghormati kesucian situs tersebut.
Raja mengatakan bahwa umat Islam harus masuk masjid lagi dan berdoa di lingkungan yang aman dan tenang. Arab Saudi juga menyoroti pentingnya mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk kepentingan Palestina, sesuai dengan Inisiatif Perdamaian Arab, solusi dua negara dan resolusi internasional yang relevan.
Yerusalem Palestina Israel Arab Saudi