Nicolas Maduro (Foto: Reuters)
Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat, menjatuhkan sanksi terhadap Presiden Venezuela, Nicolas Maduro pasca Venezuela menggelar pemilihan Majelis Konstituante Nasional (ANC) yang berlangsung pada Minggu (30/7).
“Dengan memberi sanksi kepada Maduro, Amerika Serikat memperjelas penentangan terhadap kebijakan rezimnya,” menurut pernyataan Departemen Keuangan AS mengutip Menteri Keuangan Steven Mnuchin, dilansir Xinhua pada Selasa (1/8)
Pernyataan tersebut juga memperingatkan, siapa pun yang berpartisipasi dalam ANC dapat terkena sanksi AS di masa depan. Imbas sanksi tersebut, “semua aset Nicolas Maduro yang tunduk pada yurisdiksi AS dibekukan. Selain itu, warga AS dilarang berurusan dengan Caracas” menurut pernyataan tersebut
Terlepas dari sanksi terhadap Maduro, Departemen Keuangan AS menajuthkan sanksi terhadap 13 mantan pejabat senior pemerintah Venezuela saat ini di tengah gejolak politik di negara Amerika Selatan tersebut.
Para pejabat Venezuela masuk kedalam daftar hitam karena hubungannya dengan pemilihan Majelis Konstituante Nasional yang kontroversial (ANC) dan kekerasan merajalela mereka terhadap pemrotes oposisi dan korupsi," kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan hari Rabu.
Menurut Dewan Pemilihan Nasional Venezuela, lebih dari 8 juta orang Minggu berpartisipasi dalam pemilihan untuk memilih ANC baru yang bertugas menulis ulang konstitusi, dengan tingkat partisipasi sebesar 41,53 persen.
Pemungutan suara pada Minggu terjadi pada saat ketegangan meningkat di Venezuela, dengan demonstrasi anti-pemerintah yang diselenggarakan oleh oposisi, Democratic Unity Roundtable (MUD), menyebabkan lebih dari 110 orang tewas sejak awal April.
ANC diusulkan oleh Maduro pada Mei untuk menulis ulang Konstitusi 1999 dengan tujuan memecahkan kebuntuan politik sedang berlangsung yang melumpuhkan negara Amerika Selatan tersebut. Namun oposisi mengatakan itu adalah alasan bagi Maduro untuk mengkonsolidasikan kekuasaan.
KEYWORD :
Venezuela Nicolas Maduro Amerika Serikat