Luhut Panjaitan
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah kemungkinan tidak perlu lagi mengimpor garam dari luar. Namun, hal itu berlaku bila rekayasa teknologi pembuatan garam dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), lekas direalisasikan.
“Ternyata (garam dari BPPT) bisa murah meriah, dan cost-nya rendah. Tanpa lewat cuaca. Kalau ini jalan, kita langsung praktik,” ujar Menko Luhut, Kamis (3/8) di Jakarta.
Selanjutnya, bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Luhut menyebut pemerintah akan melakukan uji coba garam BPPT di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Setelah Kupang jadi, kita lihat. Kalau bagus, kita bikin lagi di daerah Madura. Karena dengan begitu, cost-nya lebih rendah dan tidak terpengaruh dengan cuaca, sehingga produksinya kita angkat, dan tidak perlu lagi impor garam ke depan,” katanya.
Sementara Kepala BPPT Unggul Priyanto menuturkan keunggulan garam yang diproduksi oleh BPPT adalah kandungan garamnya tinggi, serta diproses dalam waktu yang relatif singkat. Ia juga berharap kawasan Indonesia timur seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat dijadikan pusat produksi garam.
Heboh Mandi dengan 9 Kg Garam, Jessica Biel Berbagi Rahasia di Balik Persiapan Met Gala 2024
“Sekali panen dapat menghasilkan garam dengan kadar tinggi dan waktu hanya empat sampai lima hari, yakni dengan membangun reservoir, air laut bertingkat, dan mekanisasi metode panen,” terangnya.
Luhut Pandjaitan Garam