Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin (foto: Jurnas)
Jakarta – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin memberikan klarifikasi soal fitnah yang dialamatkan kepada dirinya, terkait meminum arak saat meresmikan Sekolah Tinggi Agama Katolik (STAKat) Pontianak, pada 6 April silam.
Menteri Lukman menceritakan saat itu usai mendapatkan sambutan tarian adat Dayak, ia diminta memotong bambu yang terpasang melintang di depan pintu masuk STAKat. Lalu, Menag diarahkan supaya menginjak telur sebagai bagian dari proses adat penyambutan tamu kehormatan.
Nah, setelah menginjak telur inilah Menag disuguhi arak oleh penari agar diminum. Melihat hal itu, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis sempat melarang Menag untuk meminumnya, dan memerintahkan panitia agar arak tersebut diganti dengan air putih.
Kiai NU Dorong Muktamar Luar Biasa PBNU
“Pak Gubernur lalu bilang, tidak perlu dihidangkan ke saya. Namun, karena penari yang menyuguhkan cawan itu bingung lantaran dicegah, saya spontan bisik ke Pak Gubernur, bahwa tidak apa-apa. Ini kan hanya simbol saja untuk menghormati adat. Tidak akan saya telan sedikit pun,” terang Menag Lukman dalam siaran pers, Selasa (8/8) di Jakarta.
Terkejut mendengar jawaban Menag, Gubernur Cornelis lantas mengingatkan bahwa dalam acara tersebut banyak awak media, yang dikhawatirkan dapat menimbulkan kesalahpahaman dan berpotensi menjadi masalah di tengah kehidupan beragama.
Cincai Fulus Berujung Pansus Haji
“Jujur, saya mendapatkan pelajaran lagi. Saya menangkap suatu rasa dalam beragama. Itulah toleransi sebenarnya atau toleransi sesungguhnya. Toleransi adalah kemauan dan kemampuan untuk menghormati dan menghargai perbedaan yang ada pada pihak lain,” ujar Menag.
“Siapa yang akan memberi penghormatan dan penghargaan kalau semua menuntut dan meminta? Kalau semua umat beragama yang berbeda-beda itu saling memberi, maka semua akan mendapatkan penghargaan dan penghormatan,” tegasnya.
Fulus Sakti Kuota Haji
Menteri Agama Lukman Hakim Viral