Ketua DPR, Setya Novanto
Jakarta - Meski berstatus sebagai tersangka korupsi e-KTP, Setya Novanto (Setnov) masih menjabat sebagai Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar. Bagaimana rasanya seorang tersangka korupsi memimpin sebuah lembaga negara dan partai politik?
Pakar Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, seseorang yang tersangkut kasus hukum, apalagi kasus korupsi dipastikan tidak nyaman untuk memimpin."Ketika KPK mentersangkakan, maka yang bersangkutan itu sudah tidak nyaman dalam memimpin. (Setnov) dia akan merasa jalan kayak menginjak duri," kata Siti, kepada Jurnas.com, Jumat (11/8).Baca juga :
Ini Kata Jokowi soal Pernyataan Agus Rahardjo
Sebab, lanjut Siti, Ketua Umum Partai Golkar itu harus menghadapi berbagai cercaan dari publik. Apalagi, Setnov memimpin sebuah lembaga negara yang mewakili rakyat.
Ini Kata Jokowi soal Pernyataan Agus Rahardjo
Baca juga :
Ini Kata Jokowi soal Pernyataan Agus Rahardjo
Untuk itu, Siti menyarankan, agar Setnov sebagai tersangka kasus korupsi dapat bertindak sportif dalam menjalankan etika politik di tanah air. Dimana, Setnov diminta mengundurkan diri dari kursi pimpinan DPR untuk menjaga citra parlemen."Ini saatnya mensosialisasikan nilai-nilai budaya politik yang lebih sportifitas. Sportifitas kita akan mengajarkan kita dalam kematangan berpolitik. Kalau otoritas dilakukan dengan baik, maka namanya harum," tegasnya.
Ini Kata Jokowi soal Pernyataan Agus Rahardjo
Setya Novanto Setnov Tersangka e-KTP Kasus e-KTP