Kapten Esther, pilot N219 melampiaskan kebahagiaannya usai menerbangkan N219 untuk kali pertama
Jakarta – Pesawat N219 hasil kerjasama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akhirnya mengudara perdana pada Rabu (16/8) kemarin di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menegaskan pesawat tersebut asli dibuat oleh tangan Indonesia.
“Memang asli dibuat oleh anak bangsa, tidak ada keterlibatan asing sama sekali,” ujar Menteri Nasir, Kamis (17/8) di Puspiptek, Serpong.
Penerbangan N219 bukan hanya sekedar membuktikan bahwa Indonesia mampu memproduksi pesawat sendiri. Menurut Nasir, mengudaranya N219 merupakan penantian selama 22 tahun, sejak penerbangan N250 buatan BJ Habibie pada 1995 silam.
“Jadi, bisa dikatakan tahun ini adalah tahun kebangkitan dirgantara Indonesia,” katanya.
Dalam uji coba perdananya, N219 dikemudikan oleh Kapten Esther Gayatri Saleh dan kopilot Kapten Adi Budi Atmoko. Burung besi tersebut lepas landas mulai pukul 09.15 WIB dan terbang selama kurang lebih 25 menit, sebelum akhirnya mendarat kembali pada pukul 09.40 WIB.
Sesuai kemampuannya, Pesawat N219 hanya digunakan sebagai alat angkut ringan, yakni penerbangan di daerah perintis, daerah terencil, pedalaman, atau daerah yang tidak memiliki landasan udara panjang.
BRIN Menuai Banyak Pertentangan, DPR Minta Jokowi Tinjau Ulang Sentralisasi Lembaga Iptek
Iptek Pesawat N219 Kemristekdikti