Minggu, 24/11/2024 08:29 WIB

Program CSR Diharapkan Ikut Potong Rantai Kemiskinan

Program tanggungjawab social perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) tak sekadar amal soleh.

Menaker M Hanif Dhakiri berbincang dengan pelaku bisnis industri kerajinan binaann program CSR dalam acara Indonesia CSR Exhibition 2017 yang diselenggarakan majalah Warta Ekonomi di Balai Kartini, Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2017.

Jakarta – Program tanggungjawab social perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) tak sekadar amal soleh yang bersifat karitatif dan pemberdayaan. Lebih dari itu, CSR harus dilakukan secara terintegrasi untuk menjawab problem masyarakat. Demikian dikatakan Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri saat memberikan sambutan pembukaan Indonesia CSR Exhibition 2017 di Balai Kartini Jakarta, Jumat 18 Agustus 2017.

“Program CSR tak sekadar amal saleh atau sedekah. Lebih dari itu, harus dilakukan secara integratif, sehingga berkontribusi menyelesaikan tantangan yang dihadapi bangsa, sekaligus menjaga kelangsungan bisnis,” kata Menteri Hanif.

Menurut Menaker, saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada tiga masalah besar. Yakni kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran. Ketiga hal tersebut menjadi mata rantai yang saling terkait, dan harus dipecahkan.

Kenapa orang miskin, karena tak mampu mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar. Kenapa tidak bisa bekerja dengan gaji besar, karena SDM tenaga kerja Indonesia 60 persen lulusan SD-SMP, sehingga kompetensinya rendah. Kenapa hanya lulus SD-SMP, karena miskin sehingga tak mampu bersekolah hingga perguruan tinggi. Kenapa terjadi ketimpangan (penghasilan), karena ada ketimpangan kompetensi.

“Hal-hal tersebut menjadi seperti lingkaran setan yang harus segera diputus,” ujar Menaker. “Cara memotongnya dengan meningkatkan kompetensi pekerja."

Menaker berharap, perusahaan swasta maupun BUMN merancang program CSR-nya untuk meingkatkan kompetensi dan keterampilan pekerja. Hal ini juga demi menjaga keberlangsungan industri itu sendiri. Dengan membantu memberikan pelatihan kerja, akan mempermudah perusahaan mendapatkan pekerja yang terampil.

Tiap tahun, terdapat dua juta tenaga kerja baru. Untuk meningkatkan kompetensi mereka, Kementerian Ketenagakerjaan mengadakan program pelatihan vokasi yang menjadi salah satu program prioritas. Pelatihan baik melalui Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah, Lembaga Pelatihan Swasta maupun program pemagangan kerja. Semua program tersebut menghasilkan calon tenaga kerja yang terampil, dengan kompetensi yang sudah tersertifikasi.

Indonesia CSR Exhibition 2017 adalah program yang digagas oleh majalah Warta Ekonomi. Selain pameran program CSR, juga ajang memberikan penghargaan kepada program CSR terbaik.

KEYWORD :

Info Ketenagakerjaan Menaker Hanif Dhakiri




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :