Bendera kebangsaan China (L) dan Amerika Serikat (R)
Beijing – China dan Rusia berada dalam satu barisan dalam menentang sanksi Amerika Serikat atas larangan impor dari Korea Utara (Korut). Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan keputusan Amerika Serikat (AS) melalui Dewan Keamanan PBB soal sanksi Korut, merupakan tindakan semena-mena.
“China menentang penjatuhan sanksi secara sepihak di luar kewenangan Dewan Keamanan PBB. Dia (AS, Red) memilih ‘yuridiksi lengan panjang’ yang dikenakan kepada individu maupun perusahaan China oleh negara lain sesuai hukum nasional mereka,” ujar Hua dikutip dari Morning, Kamis (24/8).
Hua kembali menegaskan bahwa negaranya telah bergerak cepat untuk memberlakukan sanksi terakhir dari PBB, sembari mengubah kebijakan, di mana Negara Tirai Bambu kini harus mengimpor batu bara dari AS.
Serangan ke Kursk Hancurkan Tiga Jembatan, Presiden Ukraina Sebut Pembalasan Rusia hanya Gertakan
Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan Rusia sedang merumuskan solusi yang lebih tepat atas Korut. Sanksi, menurut Rusia tidak efektif untuk menghentikan aktivitas nuklir Korut.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Washington seharusnya paham bahwa sanksi tidak dapat diterima, dan tujuan yang diharapkan malah tidak tercapai,” kata Sergey.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Sebelumnya, AS menjatuhkan sanksi terhadap 16 perusahaan serta individu asal Rusia dan China. Sanksi tersebut dijatuhkan karena diduga melakukan perdagangan dengan Korea Utara.
“Perusahaan maupun perorangan tidak dapat diterima apabila melakukan perdagangan dengan Korut, yang bisa membuat negara tersebut mengembangkan senjata pemusnah masalnya,” ujar Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Rusia China Amerika Serikat Korea Utara