Tersangka penyebaran ujaran kebencian di media sosial (Foto: Lipuran6/Helmi Fithiansyah)
Jakarta - Polisi menilai kelompok Saracen berisi orang-orang yang cerdas. Kelompok yang diduga penyedia dan penyebar ujaran kebencian di media sosial serta penyebar berita bohong atau hoax yang berbau SARA ini dinilai cerdas lantaran mampu dapat membaca peluang pasar dan menguasi tekonologi informasi.
“Yang jelas tidak mungkin dilakukan orang yang kecerdasannya rata-rata. Faktanya selain bisa baca, berarti bisa tentukan pangsa pasar, kemudian topik apa yang paling top hari ini. Mana yang bisa diakumulasikan dikapitalisasikan dengan yang mendukung pesanan tadi. Memerlukan analisa juga,” ujar Analis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divhumas Polri Komisaris Besar Sulistyo Pudjo Hartono dalam diskusi bertajuk `Saracen dan Wajah Medsos kita` di Cikini, Jakarta, Sabtu (26/8).
Kalau tidak cerdas, ungkap Pudjo, tak mungkin dapat mengorganisir ribuan akun media sosial dan menata para pengikut (follower) yang jumlahnya ratusan ribu. Tak hanya itu, kelompok ini juga dapat membajak atau meretas akun media sosial milik orang yang memiliki pengikut banyak sehingga menjadi pengikut kelompok tersebut.
“Kemampuan manajemen untuk akumulir pendukung follower dengan secara konstan berikan input-input sehingga follower itu jadi betul-betul militan,” ungkap Pudjo.
Pudjo membebekan kuantitas data digital terkait kasus ini jumlahnya sangat besar yakni 100 giga (giga bytes). Dari jumlah tersebut, kepolisian sudah membongkar bukti digital sekitar 25 persen.
“Masiha ada 75 persen, itu jumlahnya 100 giga (giga bytes). Itu data yang sangat besa. Itu harus dibaca, dicermati, di-down load satu persatu,” tutur perwira menengah Polri itu.
Pudjo memastikan pihaknya tengah dan terus mengusut kasus tersebut secara intensif. Pun demikian, disampaikan Pudjo, pihaknya tak akan gegabah dalam mengusut kasus tersebut.
“Keterangan itu kita kumpulkan, kita klasifikasi. Yang perlu kita sampaikan ke masyarakat karena ini makin menggulir jadi adanya hoax malah ada tambahan hoax yang lain. Oleh karena itu kita sangat berhati-hati,” tandas Pudjo.
Seperti diketahui, polisi belum lama ini membongkar sindikat penyebar ujaran kebencian atau hate speech dan SARA melalui media sosial, Saracen. Polisi telah menangkap tiga orang dan ditetapkannya sebagai tersangka.
Ketiganya yakni Jasriadi yang diduga berperan sebagai ketua; Sri Rahayu Ningsih yang diduga sebagai koordinator grup wilayah; dan Muhammad Faizal Tanong yang diduga sebagai koordinator bidang media dan informasi.
KEYWORD :Saracen Media Medsos