Sabtu, 23/11/2024 12:25 WIB

Pengakuan Saksi: Sebelum OTT KPK, Menteri Desa Temui Auditor BPK

Selang 22 hari dari pertemuan itu atau sekitar 26 Mei 2017, Jarot serta Sugito ditangkap KPK. Keduanya dicokok lantaran diduga menyuap dua auditor BPK.

Ruang Biro Keuangan Kemendesa, PDT dan Transmigrasi disegel KPK

Jakarta - Seorang saksi kasus dugaan pemberian peringkat opini Wajar Tanpa Pengenculian (WTP) untuk Kementerian desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengungkapkan, sebelum operasi tangkap tangan  yang dilakukan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), ada pertemuan antara pihak auditor BPK dengan  kementerian tersebut. 

Pertemuan itu antara Menteri Eko Putro Sandjojo dan Sekjen Kemendes PDTT Anwar Sanusi serta auditor  BPK, Rochmadi Saptogiri. Kedatangannya sebelum peristiwa penangkapan Irjen Kemendes PDTT Sugito dan Kepala Bagian TU dan Keuangan Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendes PDTT Jarot Budi Prabowo.

Adalah Tenaga kontrak Kemendes PDTT,  Ighfirli yang mengungkapkan kedatangan Mendes dan Sekjen Kemendes PDTT itu saat bersaksi untuk terdakwa Sugito dan Jarot di Pengadilan Tipikor Jakarta Rabu (30/8/2017). Mendes dan Sekjen diketahui menyambangi kantor BPK tersebut pada 4 Mei 2017. Sedangkan peristiwa tangkap tangan pada 26 Mei 2017

Ighfirli mengetahui keberadaan Mendes dan Sekjen lantaran ada di kantor BPK. Saat itu Ighfirli mengantarkan Jarot ke kantor BPK untuk bertemu Sugito. "Waktu itu yang masuk Pak Sekjen Anwar dan Pak Menteri Eko," ujar Ighfirli saat bersaksi.

Awalnya Ighfirli tak mengetahui siapa yang ditemui Mendes dan Sekjen PDTT. Ia belakangan baru mengetahui bahwa yang ditemui adalah auditor BPK, Rochmadi Saptogiri. "Saya baru tahu pas diperiksa KPK," imbuh dia.

Menurut Ighfirli, pertemuan itu membahas laporan keuangan Kementerian PDTT. Sepengetahuan Ighfirli, dalam pembahasan itu ada pembicaraan mengenai opini WTP untuk Kemendes. Ighfili mengetahui soal pembahasan opini WTP untuk Kemendes itu dari Jaraot.

"Kalau ketemu BPK pasti bahas laporan keuangan. Saya ngobrol ke ke pak Jarot, WTP pasti. (Jarot kemudian mengutarakan) Wess ngerti (ke Ighfirli)," kata dia.

"Sudah pasti. Saya pahami itu jangan bilang siapa-siapa bahwa pasti WTP," ditambahkan Ighfirli.

Selang 22 hari dari pertemuan itu atau sekitar 26 Mei 2017, Jarot serta Sugito ditangkap KPK. Keduanya dicokok lantaran diduga menyuap dua auditor BPK.

Saat berlangsungnya operasi tangkap tangan (OTT) itu, Ighfirli mengaku bersama Jarot. Ighfirli saat itu mengantarkan Jarot menuju kantor BPK. "Tahu pas di bawah, saya sedang tidur di mobil di BPK," tutur dia.

Ighfirli kemudian menceritakan lebih lanjut mengenai OTT tersebut. Awalnya, kata Ighfirli, dirinya bertemu Jarot di Lantai 4, Kemendes PDTT. Saat bertemu itu, Jarot minta diantarkan menuju BPK.

Di tengah perjalanan atau saat berada di Jalan Pancoran, lalu lintas macet. Khawatir telat, Ighfirli kemudian menyarankan Jarot untuk memesan ojek online.

"Jadi waktu itu habis jumat saya naik ke lantai empat ketemu Pak Jarot, tolong antar saya ke BPK. di Pancoran ada pom bensin, setelah keluar pom bensin macet. Kalau ini enggak keburu pak, saya bilang terus pesan gojek saja bapak naik gojek saya nyusul. Sampai di kantor BPK saya stay saja tidur di mobil," ungkap Ighfirli.

Ighfirli membenarkan Jarot membawa sebuah tas berwarna hitam saat berkunjung ke kantor BPK. Ighfirli mengaku tidak mengetahui isi tas tersebut, meski dirinya melihat Jarot membawa tas. Ighfili baru mengetahui isi tas setelah diperiksa oleh penyidik KPK.

"Iya tas hitam. Waktu saya diperiksa penyidik KPK. Saya tanya, penyidik bilang tadi mau nyuap," ungkap Ighfirli.

KEYWORD :

Suap WTP Menteri Desa KPK




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :