Marlen Sitompul | Jum'at, 01/09/2017 01:36 WIB
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar
Jakarta - Pemimpin de facto Aung San Suu Kyi menjadi sorotan masyarakat internasional. Sebab, tokoh peraih Nobel Perdamaian dunia itu dianggap tidak mampu berbuat banyak atas kebrutalan militer Myanmar terhadap warga Rohingya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (
PKB)
Muhaimin Iskandar alias Cak Imin misalnya, mempertanyakan keberadaan San Suu Kyi atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan tentara
Myanmar tersebut.
"Hentikan Aung San Suu Kyi, buat apa medali perdamaian yang kau pampang di lemari mu tapi kekerasan yang kau lakukan, kami protes dan marah," kata Cak Imin, lewat video yang diunggah melalui akun twitternya di @cakiminpkb, Kamis (31/8).
Dalam kesempatan itu, Cak Imin juga meminta, agar PBB turun tangan menyelesaikan pembantaian yang dilakukan militer
Myanmar terhadap warga Rohingya.
"Memohon kepada PBB untuk segera turun tangan dan kami akan membangun solidaritas kebersamaan untuk menolong saudara kita di Rohingya," kata Cak Imin.
Tokoh
Myanmar, Aung San Suu Kyi mendapat nobel perdamaian dari Oslo Norwegia. Namun, peraih nobel perdamaian itu dianggap tidak mampu membendung tindakan brutal militer
Myanmar. Bahkan, San Suu Kyi seolah tutup mata atas pembantaian tersebut.
Diketahui, kekerasan terbaru oleh militer
Myanmar terhadap komunitas Muslim Rohingya di Rakhine kembali terjadi. Kali ini, warga sipil Rohingya jadi korban kebrutalan tentara
Myanmar setelah kelompok militan di Rakhine menyerang pos-pos polisi perbatasan yang menewaskan 12 personel polisi pada Kamis malam pekan lalu.
Serangan itu direspons dengan operasi militer yang menewaskan ratusan orang, termasuk warga sipil. Dimana, tentara
Myanmar membakar rumah-rumah warga dan menembaki setiap objek bergerak secara membabi buta, termasuk bayi yang tak bersalah. Ribuan warga Muslim Rohingya terpaksa melarikan diri ke Bangladesh.
KEYWORD :
PKB Muhaimin Iskandar Pembantaian Rohingya Myanmar