Minggu, 24/11/2024 00:53 WIB

Biadab, Militer Myanmar Bantai Ratusan Muslim Rohingya

Tindakan brutal militer Myanmar tidak bisa ditolerir. Sebab, pembantaian terhadap ratusan warga muslim Rohingya oleh tentara Myanmar sebagai bentuk kejahatan kemanusiaan yang begitu kejam.

Keluarga muslim Rohingya mencoba kabur ke Bangladesh (Foto: Investing)

Jakarta - Tindakan brutal militer Myanmar tidak bisa ditolerir. Sebab, pembantaian terhadap ratusan warga muslim Rohingya oleh tentara Myanmar sebagai bentuk kejahatan kemanusiaan yang begitu kejam.

Selama sepekan, militer Myanmar sudah menghabisi hampir 400 warga muslim Rohingya dengan cara memberondong peluru secara membabi buta. Data resmi menyebut tindakan tersebut sebagai kekerasan paling mematikan terhadap warga Rohingya di Myanmar, dalam beberapa dasawarsa belakangan.

Berdasarkan sumber yang diterima dari PBB menyebutkan, sekitar 38.000 warga muslim Rohingya menyeberang ke Bangladesh dari Myanmar, sepekan setelah gerilyawan Rohingya menyerang sejumlah pos polisi dan pangkalan militer di negara bagian Rakhine, yang memicu bentrokan dan serangan balik dari militer.

"Pada 31 Agustus, 38.000 orang diperkirakan menyeberangi perbatasan menuju Bangladesh," kata sumber tersebut, seperti dilansir Antara, Jumat (1/9).

Menurut warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh mengatakan, serangan dengan pembakaran dan pembunuhan bertujuan untuk memaksa mereka keluar.

Tindakan brutal Militer Myanmar menuai kecaman terhadap tokoh Myanmar Aung San Suu Kyi sebagai peraih Nobel Perdamaian. San Su Kyi dituduh tidak bersuara terhadap kejadian pembantaian Muslim Rohingya, yang merupakan kaum minoritas di Myanmar.

Sebagai perbandingan, kekerasan pada 2012 di Sittwe, ibu kota Rakhine, menyebabkan tewasnya hampir 200 orang dan sekitar 140.000 lagi mengungsi. Kebanyakan dari mereka adalah warga Rohingya.

Serangan tersebut merupakan peningkatan tajam dari kemelut yang terjadi sejak Oktober, ketika serangan serupa  dilancarkan oleh geriyawan Rohingya dengan ukuran yang jauh lebih kecil terhadap pos keamanan. Tindakan tersebut mendorong militer melakukan serangan balasan besar-besaran diikuti dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Myanmar mengungsikan lebih dari 11.700 "warga etnis" dari daerah yang terkena dampak pertempuran, kata militer, merujuk pada penduduk non-muslim di Rakhine utara.

Lebih dari 150 gerilyawan Rohingya melakukan serangan terkini terhadap pasukan keamanan pada Kamis, di dekat desa-desa yang ditempati oleh masyarakat pengikut Hindu, kata New Global Light New Myanmar.

Pernyataan itu menambahkan, sekitar 700 anggota keluarga di desa-desa tersebut telah diungsikan. "Empat teroris ditangkap, termasuk seorang anak laki-laki berusia 13 tahun," katanya.

"Pasukan keamanan telah menangkap dua orang lagi di dekat pos polisi Maungdaw yang diduga terlibat dalam serangan tersebut," tambahnya.

Sekitar 20.000 lagi warga Rohingya yang berusaha melarikan diri, terjebak di daerah kosong perbatasan, kata sumber PBB. Pekerja bantuan di Bangladesh berjuang untuk meringankan penderitaan ribuan orang yang mengalami kelaparan dan trauma.

Sementara beberapa warga Rohingya mencoba menyeberang ke Bangladesh melalui darat, yang lain mencoba melakukan perjalanan berbahaya dengan menggunakan perahu, melintasi sungai Naf yang memisahkan kedua negara itu.

Penjaga perbatasan Bangladesh menemukan 15 jenazah warga Rohingya, 11 di antaranya anak-anak, mengambang di sungai pada Jumat, kata komandan daerah Letnan Kolonel Ariful Islam.

KEYWORD :

PKB Muhaimin Iskandar Pembantaian Rohingya Myanmar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :