Pengungsi Rohingya meninggalkan kampung halamannya ke Bangladesh (Foto: Al jazeera)
Jakarta – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendesak pemimpin-pemimpin negara ASEAN saling bahu-membahu menyelesaikan konflik di Rakhine, Myanmar, yang menyasar etnis Muslim Rohingya.
Apapun alasannya, Komnas HAM menyatakan kekerasan yang terjadi di Rakhine Myanmar telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dan hal ini dinilai sebagai tragedi kemanusiaan, yang akan memberikan dampak buruk terhadap situasi HAM di kawasan Asia Tenggara.
“Masalah pengungsi Rohingya harusnya menjadi kepedulian bersama, terutama negara-negara di kawasan Asia Tenggara,” kata Ketua Komnas HAM Nur Kholis lewat siaran pers, pada Selasa (5/9) di Jakarta.
Selain itu, Komnas HAM mendesak pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi segera menghentikan kekerasan yang dilakukan oleh pasukan militer. Kemudian, Myanmar mau tidak mau harus membuka akses bantuan untuk etnis Rohingya, serta membiarkan PBB menerjunkan tim pencari faktanya.
“Harus segera dibuka akses bagi tim pencari fakta yang dibentuk oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengumpulkan fakta dalam rangka menemukan akar masalah guna penyelesaian,” ujar Nur Kholis.
Pada Senin (4/9) kemarin, Menteri Luar Negeri RI Marsudi terbang ke Myanmar untuk bertemu dengan Suu Kyi. Empat hal yang menjadi topik bahasan dalam pertemuan tersebut meliputi mengembaikan stabilitas dan keamanan, menahan dirisecara maksimal, tidak menggunakan kekerasa, hingga memberikan perlindungan kepada semua orang di Rakhine tanap memandang suku dan agama.
Rohingya Rakhine Myanmar Suu Kyi Komnas HAM