Sabtu, 23/11/2024 14:42 WIB

Kata Fahri, Militer Myanmar Harus Dihadapi dengan Keras

Pembantaian terhadap warga muslim Rohingya oleh militer Myanmar sebagai bentuk kejahatan kemanusiaan yang tidak bisa ditolerir. Tindakan tersebut tidak bisa dibiarkan dan harus dihadapi dengan keras.

Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah

Jakarta - Pembantaian terhadap warga muslim Rohingya oleh militer Myanmar sebagai bentuk kejahatan kemanusiaan yang tidak bisa ditolerir. Tindakan tersebut tidak bisa dibiarkan dan harus dihadapi dengan keras.

Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, disela-sela Forum Parlemen Dunia atau World Parliamentary Forum on Sustainable Development Goals (SDGs), di Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (6/9).

Menurutnya, keterlibatan tentara Myanmar dalam melakukan kejahatan kemanusiaan dengan pembantaian terhadap warga muslim Rohingya harus dikecam keras.

"Sehingga kalau seperti ini tidak boleh halus diplomasinya, karena itu orang mati bukan akibat perang antara sipil bersenjata dengan sipil bersenjata. Tetapi antara tentara berpakaian senjata melakukan pembantai terhadapat masyarakat sipil yang tidak bersenjata, itu tidak boleh lembut harus keras," tegas Fahri.

Meski bantuan dan respon cepat pemerintah patut diapresiasi, namun Fahri meminta agar kejahatan kemanusiaan yang dilakukan militer Myanmar tersebut harus segera diinvestigasi hingga tuntas.

"Untuk yang ini kita tidak boleh ringan, harus langsung menyampaikan kepada PBB untuk turun tangan, pasukan perdamaian harus didatangkan," kata Fahri.

Saat ini, kata Fahri, diplomasi Indonesia fokus mengatasi akibat dari pada konflik tersebut dengan melobi Bangladesh agar membuka pintu perbatasannya untuk membantu para pengungsi Rohingya. "Kemudian mengirimkan bantuan ke Rakhine State, sebagai komitmen kemanusiaan," katanya.

KEYWORD :

Rohingya Myanmar DPR Kejahatan Kemanusiaan Fahri Hamzah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :