Tenda para pengunsi Etnis Rohingya di Bangladesh (Foto: AN)
Bazar Cox - Daerah Bangladesh Tenggara kini kebanjiran pengungsi etnis Rohingya. Jumlah mereka setiap hari meningkat usai melarikan diri dari tindakan brutal militer Myanmar.
Mereka terpapar angin kencang dan hujan deras siang dan malam yang saat ini sedang berlangung. Para pengungsi yang tiba akhir Agustus mendapatkan tenda di kamp pengungsian darurat, kira-kira berukuran 10 kaki hingga 15 kaki atau 4,5 meter dengan rata-rata penghuni 10 orang.
Jumlah pencari suaka yang terus meningkat memaksa ribuan pengusi tak mendapatkan tempat untuk bernaung. Kepadatan itu tampak dalam per tenda seharusnya diisi sepuluh kini menjadi 20 orang.
Mahasiswa Bangladesh Berencana Bentuk Partai Baru untuk Cegah Pemerimtahan Otoriter Berulang
“Kami sudah memiliki tenda dalam satu keluarga hingga sepupu saya Mohsin tiba dengan sembilan saudara perempuan,“ kata Ahsan Ullah (42), kepada Arab News.
Jumlah pengungsi yang kian besar ini, kini menjadi beban penduduk setempat. “Kami khawatir bagaimana mengelola sejumlah besar pengungsi ini,“ kata Zahangir Kabir Chowdhury, seorang pejabat setempat di daerah Ukhia Thana, kepada Arab News.
“Harga beras naik 10 taka ($0,12) per kilogram di wilayah ini. Para pengungsi mendominasi pasar tenaga kerja lokal, dan situasi hukum dan ketertiban kian hari memburuk,“katanya, sembari menambahkan, kekhawatiran tersebut telah disampaikan ke pihak berwenang.
Senoara Begum, pejabat lokal lainnya di Ukhia Thana, mengatakan kepada Arab News, “Kami dalam masalah besar. Kehidupan dan harta benda kami berada dalam bahaya karena beberapa dari para pengungsi ini bergabung dengan penjahat yang terlibat dalam penyelundupan dan kegiatan ilegal lainnya.“
Sementara itu, Ibu Negara Turki Emine Erdogan dan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu pada Kamis mengunjungi kamp pengungsi Kutupalang di Ukhia Thana. Erdogan memuji pemerintah Bangladesh dalam menangani krisis pengungsi tersebut, dan mengatakan Turki akan melakukan semua yang dapat membantu.
KEYWORD :Rohingya Bangladesh Myanmar Turki
