Sabtu, 23/11/2024 15:48 WIB

INTERNASIONAL

Internasional Diminta Ambil Sikap Tegas Lawan Kekerasan di Myanmar

Pemerintah Rohingya memperingatkan, jika masyarakat internasional tidak mengambil sikap tegas melawan kekerasan di Myanmar, maka negara tersebut akan menyaksikan pembersihan etnis

Pengungsian Rohingnya Myanmar

Jakarta - Pemerintah Rohingya memperingatkan, jika masyarakat internasional tidak mengambil sikap tegas melawan kekerasan di Myanmar, maka negara tersebut akan menyaksikan pembersihan etnis dalam skala pembantaian Srebrenica (Genosida Srebrenica).

Setelah 22 tahun lalu, sekitar 8.000 pria dan anak laki-laki dibantai tentara Serbia Bosnia di tempat berlindung PBB. Sumber Rohingya yang terpisah mengatakan kepada Al Jazeera, setidaknya 1.000 minoritas etnis Rohingya yang teraniaya, termasuk sejumlah perempuan dan anak-anak terbunuh dalam dua minggu terakhir ini.

Pasukan keamanan Myanmar mengatakan, mereka telah membunuh setidaknya 370 pejuang Rohingya sejak  kekerasan di negara bagian Rakhine dimulai pada 25 Agustus. Imbas kekerasan tersebut, 164.000 orang Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh, menurut perkiraan PBB.

Pada Selasa (5/9), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga memperingatkan risiko pembersihan etnis Rohingya, dengan meminta pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi dan pasukan keamanan negara tersebut mengakhiri kekerasan tersebut.

Dua sumber mengatakan kepada Al Jazeera pada Kamis (8/9), beberapa orang ditembak mati di dekat kota Maungdow di Rakhine, kepulan asap tebal terliha  dari desa Godu Thara setelah pasukan keamanan membakar rumah-rumah warga yang melarikan diri dari Rohingya.

Sumber tersebut mengatakan, para pemimpin masyarakat tidak dapat melakukan pemakaman secara Islam setelah para imam melarikan diri ke hutan. Akses ke area tersebut telah diblokir, sehingga media asin, Al Jazeera tidak dapat secara independen memverifikasi akun sumbernya.

Berbicara kepada Al Jazeera dari kota Maungdow dengan nama samaran, Anwar, 25, mengatakan bahwa ada kampanye militer besar-besara yang ditargetkan terhadap Muslim.

“Tentara Myanmar dan ekstremis Buddha secara khusus menargetkan populasi Muslim. Wanita, anak-anak, orang tua - tidak ada yang terhindar dari situasi yang kian carut marut, sementara pemerintahan Aung San Suu Kyi belum juga ankat bicara“ Anwar menambahkan.

KEYWORD :

Rohingya Bangladesh Myanmar ASIA




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :