Pengungsi Rohingya menunggu kapal menyeberangi perbatasan melalui sungai Naf di Maungdaw, Myanmar, 7 September 2017 (Foto: Mohammad Ponir Hossain)
Dhaka - Pemerintah Bangladesh mengusulkan menciptakan `zona aman` untuk membantu etnis Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar, untuk menghentikan ratusan ribu pengungsi menyeberang ke wilayahnya setelah tindakan militer.
“Logika penciptaan zona aman agar tidak ada etnis Rohingya yang masuk ke Bangladesh secara ilegal,“ kata Shahidul Haque, sekretaris luar negeri Bangladesh, pegawai negeri terkemuka di kementerian luar negeri.
Proposal tersebut sudah diajukan ke pemerintah Myanmar melalui Komite Internasional Palang Merah untuk mengamankan tiga wilayah di Rakhine, yang merupakan rumah bagi komunitas etnis Rohingya. Namun mereka (Myanmar) mengatakan, ini adalah keputusan politik untuk kedua negara.
Mahasiswa Bangladesh Berencana Bentuk Partai Baru untuk Cegah Pemerimtahan Otoriter Berulang
Konflik yang berlangsung puluhan tahun di Rakhine baru-baru kembali mencuat pada 25 Agustus, ketika gerilyawan Rohingya menyerang pos polisi dan pangkalan militer. Sejak saat itu, sekitar 270.000 orang Rohingya hijrah ke Bangladesh.
Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan, lebih dari 400.000 orang lainnya sebelumnya sudah mengunsi di kamp-kamp darurat yang sempit sejak awal 1990an.
Dikutip Reuter, diperkirakan puluhan ribu lagi akan mencoba menyeberang ke Bangladeh jika kekerasan tidak mereda. Foto-foto terakhir dari perbatasan antara kedua negara menunjukkan ratusan pria, wanita, dan anak-anak Rohingya mencoba menyeberang ke Bangladesh dengan berjalan kaki dan dengan perahu.
Krisis kemanusiaan terjadi di tetangga Bangladesh berebut untuk berurusan dengan orang-orang yang tidak disambut baik. Dalam beberapa hari terakhir, pejabat Bangladesh mengatakan mereka berencana untuk terus maju dengan rencana kontroversial mengembangkan pulau terpencil yang terisolasi banjir di Teluk Benggala untuk sementara menampung puluhan ribu pengungsi
Rohingya Bangladesh Myanmar