Ilustrasi (Yonhap News)
Washington - Anggota parlemen Amerika Serikat, meminta Donald Trump memberi sanksi kepada 12 bank besar China sebagai bagian upaya memotong akses Korea Utara ke sistem keuangan internasional.
Daftar bank tersebut, disampaikan Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPRD Ed Royce (R-CA), termasuk di antaranya, bank terbesar China, Industri dan Komersial, menurut sumber tanpa menyebut nama, dikutip dari Yonhap, Rabu (13/9)
Bank lainya, China Construction Bank, Agricultural Bank of China, China Merchant Bank, China Minsheng Banking Corporation, Bank Pembangunan Guangdong, Bank Hua Xia, Shanghai Pudong Development Bank, Bank of Communications Co of China, Bank of Dalian, Bank of Dandong, dan Bank of Jinzhou.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Awal pekan ini, Washington Post melaporka, komite Royce mengirim surat kepada pemerintah yang mencantumkan perusahaan China yang akan menerima sanksi, termasuk Agricultural Bank of China dan China Merchant Bank.
Pada 2005, Amerika Serikat memasukkan daftar hitam bank Banco Delta Asia yang berbasis di Makau karena pencucian uang untuk rezim Korea Utara, yang mendorong institusi keuangan lainnya memutuskan hubungan dengan Pyongyang karena takut sanksi serupa. Sanksi tersebut mampu memaksa Korea Utara untuk datang ke meja perundingan.
Dewan Keamanan PBB menerapkan sanksi baru pada Senin (11/9) waktu setempat untuk menghukum Korea Utara, menyusul uji coba nuklir keenam pada 3 September. Meski sanks tersebut belum memenuhi permintaan Paman Sam untuk melakukan embargo minyak dan pembekuan aset pemimpin Korut, Kim Jong-un.
Sehari kemudian, Menteri Keuangan Ameriak Serikat, Steven Mnuchin mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan kepada China jika gagal menekan Korea Utara
"Jika China tidak mematuhi sanksi ini, kami akan memberikan sanksi tambahan terhadap mereka dan mencegah mereka mengakses sistem dolar AS dan internasional, dan itu sangat berarti," katanya dalam sebuah konferensi di New York, yang disiarkan di CNBC.
KEYWORD :China Korea Utara Amerika Serikat Nuklir