Sundari | Selasa, 19/09/2017 05:43 WIB
Dua jurnalis asal Myanmar, Minzayar Oo dan Hkun Lat
Dhaka - Otoritas Bangladesh menolak memberikan akses kepada pengacara dua wartawan Myanmar, Minzayar Oo dan Hkun Lat yang ditahan saat akan meliput masuknya ribuan masyarakat Rohingya.
Mereka ditahan selama lebih dari seminggu yang lalu di distrik perbatasan Cox`s Bazar di Bangladesh, tempat para pengungsi tiba dari
Myanmar untuk menghindari serangan militer terhadap pemberontak yang digambarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pembersihan etnis.
Polisi Bangladesh mengatakan, wartan itu ditahan karena terlibat dalam pekerjaan jurnalistik majalah Jerman menggunakan visa turis. Dan pengadilan juga menolak pembayaran jaminan mereka.
Pengacara wartawan, Jyotirmoy Barua mengatakan dia telah pergi ke penjara untuk menemui dan membicarakan petisi yang direncanakannya diajukan ke pengadilan tinggi untuk meminta pembebasan mereka.
Namun pihak otoritas penjara menolak perizinannya dan tidak mengatakan alasannya, dan menambahkan bahwa dia telah meminta dokumen pengadilan dan dokumen polisi untuk mengajukan permohonan banding atas nama keduanya.
Myanmar telah mengatakan bahwa pihaknya mencari informasi mengenai keduanya melalui jalur diplomatik.
Majalah GEO Jerman, yang menugaskan Minzayar Oo untuk meliput krisis
Rohingya, mengatakan bahwa dia telah melakukan perjalanan ke Bangladesh pada 6 September bersama dengan Hkun Lat dan ditahan keesokan harinya.
"Kami sangat prihatin bahwa akses pengacara tersebut ditolak," ujar pemimpin redaksi GEO Christoph Kucklick dalam pernyataannya bersama Adrian Evans, direktur Panos Pictures, tempat Minzayar Oo merupakan anggotanya.
"Yang lebih membingungkan lagi adalah pihak berwenang menyatakan bahwa Minzayar Oo dan Hkun Lat ditahan pada 13 September, padahal kenyataannya mereka berada di tahanan polisi sejak 7 September. Kita perlu tahu bahwa mereka diperlakukan dengan baik dan tidak terluka secara fisik" menurut pernyataan dalam majalah tersebut.
Minzayar Oo merupakan salah satu fotografer paling menonjol dari
Myanmar dan telah bekerja di berbagai media untuk meliput kemunculan kekuasan militer di negara
Myanmar, sedangkan Hkun Lat merupakan fotografer terkenal yang telah meraih hadiah untuk liputan konflik di daerah perbatasan. (Ant/Reuters)
KEYWORD :
Rohingya Jurnalis Myanmar