Sabtu, 23/11/2024 22:19 WIB

Waspada, Ada Operasi Asing di Balik Propaganda Medsos Soal Senjata

Ridlwan mengungkap keanehan yang menyertai polemik pengadaan 5000 senjata api

contoh berita provokatif

Jakarta - Pengamat intelijen Ridlwan Habib menengarai operasi intelijen asing berselancar dibalik polemik pengadaan 5000 senjata api. Ia menemukan gejala mencurigakan dibalik derasnya propaganda media sosial (medsos) yang mengarahkan polemik tersebut pada indikasi adu domba TNI, Polri dan BIN.

Menurut Ridlwan, medsos terkesan menjadi aspek pihak ketiga yang terkesan menyemangati terjadinya disharmoni antara TNI, Polri dan BIN.  "Ada pihak ketiga yang mencoba melakukan adu domba antara Panglima TNI, POLRI  dan institusi BIN. Dari penelusuran dengan metode open source intelligence atau OSINT, operasi adu domba ini menggunakan medsos," ujar Ridlwan dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/9/2017).

Ridlwan menyatakan situasi politik nasional mendampat dampak secara langsung dari polemik pengadaan senjata. Padahal, kata dia, Menkopolhukam Wiranto sudah menegaskan hal itu hanya terkait komunikasi yang belum tuntas saja.  "Namun di media sosial hal ini terus jadi perbincangan," ucapnya.

Ridlwan mengungkap pada tanggal 23 September pukul 22 muncul tagar di media sosial #PanglimaTantangBIN. Anehnya, kata dia, tagar tersebut sempat menjadi trending topik di Twitter.

Ia memastikan menjadi viralnya tagar tersebut ditopang dengan sumber daya tekhnologi tinggi. Dengan demikian, ia menilai terdapat pihak tertentu yang secara sengaja membuat tagar tersebut menarik perhatian nitizen di media sosial. "Dari penelusuran saya, itu menggunakan auto bot, mesin, bukan akun akun asli," kata alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.

Dijelaskannya, Tagar #PanglimaTantangBIN itu menggunakan link url sebuah berita di website perang bintang "Setelah saya cek, website itu dihosting dari luar negeri, " kata Ridlwan.

Ridlwan menegaskan website perang bintang.com beralamat IP di 198.185.159.145 yang berada di Naples, Florida, Amerika Serikat. "Ada intensi dari pembuat situs itu untuk menyamarkan penjejakan, " kata Ridlwan.

Ridlwan menelisik bahwa pada pagi hari tanggal 24 September, isu terkait makin memanas karena beredar berita melalui WhatsApp group yang mengutip situs perang bintang.com.

"Padahal di berita itu ada wawancara fiktif seolah olah Kepala BIN diwawancarai padahal tidak pernah dan tidak jelas lokasi wawancaranya. Tujuannya jelas fitnah dan menyesatkan, " kata Ridlwan.

"Selain BIN, akun akun anonim juga memanaskan situasi dengan seolah olah menuduh Polri mempunyai senjata ilegal. Bahkan dengan gambar gambar hoax," imbuhnya.

Dia mencontohkan salah satu posting di media sosial yang menunjukkan tumpukan gambar senjata AK 47 yang disebut sebut milik Polri.

"Setelah ditelusuri di internet itu gambar tumpukan senjata di konflik Yaman tahun 2016. Jadi memang tujuannya adu domba dengan modal gambar hoax," bebernya.

Tanpa ragu, Ridlwan menilai isu terkait adalah upaya pecah belah oleh kepentingan asing agar Indonesia gaduh. Tujuannya, agar masyarakat saling curiga termasuk personel di dalam kepolisian, BIN, dan TNI.

"Operasi intelijen asing yang sangat berbahaya karena mengadu domba para Bhayangkari negara, padahal hubungan Panglima,  Kepala BIN,  Kapolri  harmonis dan baik baik saja, " ucapnya.

Dia meyakini pihak asing ingin menciptakan kegaduhan agar pembangunan di Indonesia terganggu. "Masyarakat dibuat tidak tenang oleh isu isu sehingga resah dan tidak percaya pada pemerintah, ini sangat berbahaya," lanjutnya.

Dia mengapresiasi respon Menkopolhukam dalam menenangkan suasana sudah tepat dan terukur. "Kalau setelah ini terus memanas, pasti ada kepentingan asing yang tidak ingin Indonesia akur, rukun dan damai," terangnya.

Koordinator Indonesia Intelligence Institute itu menghimbau masyarakat umum bijak sebelum menyebar kabar di media sosial. "Bangsa ini kuat kalau bersatu, kita akan hancur jika dipecah belah dan diadu domba. Indonesia musti bersatu," kata Ridlwan.

Dia menambahkan masing masing institusi intelijen punya tugas dan kewenangan sendiri sendiri.

"Intelijen TNI adalah intelijen tempur untuk kepentingan military intelligence. Tugasnya adalah memastikan pertahanan nasional kuat dari kemungkinan serangan pihak asing, berapa kekuatan senjata Singapura, berapa kapal selam Australia, itu salah satu contoh tugas intelijen tempur," lanjutnya.

Ridlwan mengingatkan bahwa dalam tugas intelijen berlaku single user atau pengguna tunggal. "Intelijen negara usernya adalah Presiden. Baik itu yang berdinas di intelijen militer /Bais maupun intelijen  Polri dan intelijen BIN sama sama bertanggungjawab pada satu pengguna yakni Presiden," paparnya.

KEYWORD :

Pengamat Intelijen Ridlwan Habib Pengadaan Senjata




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :