Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza (Foto: AP)
Caracas - Pemerintah Venezuela menuduh Amerika Serikat menggunakan isu terorisme untuk kepentingan politiknya setelah nama negaranya masuk dalam daftar delapan negara yang ditargetkan oleh larangan bepergian.
Dalam pidato di Majelis Umum PBB, Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza menyebut Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bertindak seperti kaisar dunia. Meski begitu, di tengah meningkatnya perang kata-kata, Arreaza mengatakan Venezuela akan melakukan diolog dengan Washington untuk menghentikan kegilaan dan irasionalitasnya.
Pekan lalu, ia menuduh Trump rasis dan supremasi setelah Trump mengatakan kepada majelis Perserikatan Bangsa Bangas, Amerika Serikat siap untuk bertindak memulihkan demokrasi Venezuela.
“Sebagai negara merdeka, kami siap untuk mempertahankan kedaulatan, kemerdekaan dan demokrasi kita dalam skenario apapun dan dengan cara apapun,“ Arreaza menanggapi, dilansir Arab News, Selasa (26/9)
“Saya bersikeras, jika mereka menyerang kita di lapangan, kita akan menanggapi dengan tegas dalam membela negara kita dan rakyat kita,“ katanya lebih lanjut kepada wartawan.
Sebelumnya, kementerian luar negerinya mengatakan, larangan perjalanan ini tidak sesuai dengan hukum internasional dan merupakan bentuk gejala terorisme dan politik.
Venezuela masuk ke dalam daftar negara baru yang menjadi target pelarangan AmerikA Serikat, karena alasan keamanan yang buruk dan kurangnya kerjasama dengan pihak berwenang Amerika.
Pemerintahan sosialis Presiden Nicolas Maduro mengatakan Washington menggunakan perang melawan terorisme untuk tujuan politiknya sendiri.
Pernyataan kementerian luar negeri mengatakan, larangan tersebut berusaha untuk menstigmatisasi Venezuela dengan dalih memberantas terorisme, dengan memasukkannya ke dalam daftar yang disortir secara sepihak dan menuduh negara-negara lain menjadi pendukung promotor bencana yang mengerikan ini.
Ia menolak keputusan irasional pemerintah Amerika Serikat untuk sekali lagi mengatalogkan orang-orang Venezuela yang mulia sebagai ancaman terhadap keamanan nasional mereka.
KEYWORD :
Venezuela Amerika Serikat Donald Trump