Otto Warmbier (tengah)
Washington - Seorang ahli jantung mengatakan pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian Otto Warmbier, seorang mahasiswa Amerika yang ditahan di Korea Utara selama lebih dari satu tahun.
Lakshmi Sammarco, di Cincinnati, Ohio, mengatakan kepada wartawan mahasiswa Universitas Virginia memiliki kerusakan otak yang disebabkan oleh kekurangan oksigen, namun tidak jelas apa penyebabnya, menurut beberapa laporan berita.
Warmbier meninggal pada Juni bulan lalu, beberap hari setelah kembali ke Ohio dalam keadaan koma. Pria 22 tahun itu ditangkap di Korea Utara pada Januari 2016 karena diduga mencuri poster propaganda dari sebuah hotel dan dihukuman 15 tahun kerja keras.
Dalam sebuah laporan yang ditandatangani pada 11 September, kantor Sammarco mengatakan, kekurangan oksigen kasus yang tidak diketahui lebih dari satu tahun sebelum kematian, kata AP.
NBC News mengutip petugas pemeriksa mayat, mengatakan tidak ada bukti penyiksaan, sebagaimana tudingan yang dilayangkan keluarga Warmbier dan desebarluaskan Presiden Donald Trump.
"Kami percaya untuk seseorang yang telah terbaring di tempat tidur selama lebih dari satu tahun, tubuhnya dalam kondisi prima, kulitnya dalam kondisi prima," katanya
Kantor ahli jantung melakukan pemeriksaan fisik terhadap tubuh, bukan otopsi penuh, atas permintaan orang tua Warmbier.
Korea Utara menolak tuduhan penyiksaan, dengan mengatakan ia mengalami koma dua bulan setelah penangkapannya karena botulisme dan pil tidur. Namun, dokter di Amerika Serikat menemukan Warmbier menderita kerusakan otak yang parah.
Amerika Serikat sejak mengeluarkan himbauan agar warga Amerika tidak melakukan perjalan ke negara komunis tersebut, dengan alasan risiko serius terhadap keselamatan mereka.
KEYWORD :Otto Warmbier Amerika Serikat Korea Utara