Menristekdikti Mohamad Nasir di Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) BATAN, Tangerang Selatan (foto: Humas)
Serpong – Pemerintah sedang mengkaji pemanfaatan nuklir sebagai pengganti energi yang bersumber dari fosil. Karena, seperti diketahui Indonesia memiliki cadangan Uranium yang cukup besar, sebagai bahan baku nuklir.
“Saya minta kepada Kepala BATAN (Badan Tenaga Nuklir, Red), energi saat ini sedang kita pikirkan. Jadi, energi tidak hanya bersumber dari fosil, seperti yang selama ini kita lakukan, tapi berbasis pada nuklir,” kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, saat membuka Puspiptek Innovation Festival (PIF), di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (29/9).
Nuklir selama ini menurut Nasir belum mendapatkan sambutan hangat di tengah-tengah masyarakat. Sebab, masih adanya pola pikir bahwa nuklir berbahaya dan menjadi ancaman yang menakutkan.
Dengan demikian, sosialisasi dan pemanfaatan harus berjalan beriringan, agar masyarakat paham bahwa nuklir ternyata bisa menjadi pengganti energi yang berasal dari fosil. Juga, nuklir bisa menghemat pengeluaran negara di sektor energi, karena hemat biaya.
“Kita tunjukkan nuklir itu bukanlah ancaman, akan tetapi bisa menekan biaya menjadi lebih murah,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nasir juga menekankan agar investor dan industri berperan aktif dalam pembiayaan riset dan inovasi. Ia menyebut saat ini pemerintah masih memiliki porsi besar untuk membiayai riset, padahal di negara-negara luar, porsi pembiayaan riset terbesar justru datang dari investor.
“75 persen biaya riset masih dibiayai oleh pemerintah, dan 25 persennya investor,” sambungnya.
Tekno Sains Nuklir Kemristekdikti