Sabtu, 23/11/2024 11:16 WIB

Internasional

Turki Membelot Beli Senjata di Rusia

Pemerintah Moskow mengkonfirmas, mereka menerima uang muka dari Turki untuk pembelian sistem anti-pesawat S-400 Rusia

Sistem pertahanan udara S-400 (Foto: Sergey Pivovarov / Sputnik)

Jakarta - Pemerintah Moskow mengkonfirmas, mereka menerima uang muka dari Turki untuk pembelian sistem anti-pesawat S-400 Rusia. Kesepakatan tersebut menunjukkan hubungan kedua negara tersebut semain erat, di tengah hubungan Turki dengan sekutunya, NATO retak

"Ya, kami sudah menerimanya (uang muka). Kami belum bisa menyebutkan tanggal penawarannya. Mereka menginginkannya lebih awal dari 2019, namun masih dalam pembahasan," kata ajudan presiden Rusia untuk kerjasama teknik militer Vladimir Kozhin.

Sebelumnya pada September, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengkonfirmasi, Ankara telah membayar deposit untuk pembelian sistem anti-pesawat S-400 dari Rusia.

"Prosesnya akan dilanjutkan dengan transfer kredit dari Rusia ke kita. Baik Presiden Rusia Vladimir Putin dan saya sendiri akan mengenai masalah ini," katanya kepada wartawan setelah kembali dari Kazakhstan pada 10 September.

Pada Senin (25/9), Wakil Menteri Pertahanan Turki Ismail Demir mengatakan, pengiriman S-400 ke Turki akan dimulai dalam waktu dua tahun. Pada Juli, media Turki melaporkan, Rusia akan memasok dua baterai dan membantu Ankara membangun dua sistem lagi, yang mampu melibatkan hingga 80 target dalam jarak 400km.

Pada 21 September, kantor berita Turki yang dikelola negara Anadolu menerbitkan infografis yang merinci komponen batalion S-400 dan kemampuan sistemnya. Di antaranya pembom B-52 Stratofortress dan B-1 Lancer, serta E-3 Sentry, yang lebih dikenal dengan AWACS (Airborne Warning and Control System).

Selain itu, daftarnya mencakup setengah lusin jet tempur buatan Amerika Serikat dan pesawat pendukung, termasuk radar terbang F-22 Raptor dan E-2 Hawkeye, dan rudal jelajah Tomahawk.

Sementara itu, sekutu NATO dan Turki secara terpisah, termasuk Washington, mengkritik Ankara karena memilih sistem pertahanan udara buatan Rusia dan bukan satu yang diproduksi oleh anggota NATO, seperti Patriot PAC-3 buatan AS.

Pada bulan Juli, Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan bahwa sistem anti-pesawat S-400 "tidak akan dapat dioperasikan dengan sistem NATO".

"Masalahnya, bagaimana Anda beroperasi dalam sistem NATO dengan orang-orang Rusia? Mereka tidak akan pernah beroperasi," kata Mattis.

Erdogan mengecam para kritikus tersebut, dengan mengatakan, Turki tidak mau menunggu perlindungan dari sekutunya, NATO.

"Apa yang kamu harapkan? Haruskah kita menunggumu? Kami menjaga diri di setiap titik keamanan. Kami mengambil tindakan pencegahan dan kami akan terus melakukannya," katanya.

KEYWORD :

Rusia Turki NATO S-400




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :