Sabtu, 23/11/2024 11:15 WIB

Perbaiki Peringkat Universitas, Indonesia Berguru dari Swedia

Menurut Menristekdikti banyak perguruan tinggi Swedia yang sudah berhasil masuk dalam ranking 500 besar dunia.

Menristekdikti Mohamad Nasir (kanan) dan Menteri Pendidikan dan Riset Kerajaan Swedia Helene Hellmar Knutson (kiri) menandatangani MoU di bidang riset, teknologi dan pendidikan tinggi.

Jakarta – Indonesia dan Swedia sepakat menjalin kerjasama di bidang pendidikan, teknologi, dan riset. Bertempat di kantor Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Jakarta, kedua negara menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh Menristekdikti Mohamad Nasir dan Menteri Pendidikan dan Riset Kerajaan Swedia Helene Hellmark Knutson.

Nasir mengatakan salah satu output yang diharapkan dari kerjasama ini adalah perbaikan peringkat perguruan tinggi Indonesia di level dunia. Sebab, menurutnya banyak perguruan tinggi Swedia yang sudah berhasil masuk dalam ranking 500 besar dunia.

“Saya melihat perguruan tinggi yang ada di Swedia, sudah banyak yang masuk dalam 500 besar dunia, maka Indonesia harus belajar banyak, bagaimana mengembangkan pendidikan yang lebih baik,” kata Menristekdikti, Rabu (4/10).

Bila merujuk pada 500 besar perguruan tinggi dunia, setidaknya delapan perguruan tinggi asal Swedia berada di peringkat 300 teratas, yakni Lund University (73), Institute of Technology (97), Uppsala University (98), University of Technology (139), Stockholm University (196), University of Gothenburg (265), Linkopink University (282) dan Umea University (294).

Sementara Indonesia baru menempatkan tiga perguruan tingginya dalam peringkat 500 besar dunia, yaitu Universitas Indonesia (277), Institut Teknologi Bandung (331) dan Universitas Gadjah Mada (401).

Selain perbaikan peringkat, Nasir menargetkan kerjasama kedua negara, baik itu dalam bentuk transfer teknologi, pertukaran profesor dan pelajar, hingga kolaborasi riset dan teknologi, pada 2019 nanti dapat menghasilkan Science Techno Park (STP) yang dibawahi langsung oleh universitas.

Adapun STP merupakan kawasan yang yang dikelola secara profesional untuk melakukan bisnis berbasis ilmu pengetahuan dan riset, dengan tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Hasil kerjasama ini masih kita tunggu 2019 nanti, yaitu harus ada techno park di bawah perguruan tinggi,” sebut Nasir.

“Sebelumnya kita juga sudah ada kerjasama dengan Lund University terkait STP, mungkin ke depannya kita bisa mengembangkan kopi dan kakao. Sekarang kita sudah menguasai materialnya, kini tinggal bagaimana komersialisasinya,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Helene Hellmark Knutson menyambut baik kerjasama tersebut. Ia berharap perguruan tinggi di Indonesia dan Swedia dapat saling melakukan transfer pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat menghasilkan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh kedua negara.

“Kami punya banyak kesamaan, dan berharap dengan kerjasama ini dapat menghasilkan teknologi serta inovasi antar universitas,” terang Helene.

KEYWORD :

Pendidikan Kemristekdikti Peringkat Universitas Nasir Swedia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :