Peta Maluku
Jakarta - Pengamat Politik dari Pusat Kajian Politik dan Demokrasi Satya Servi Julianto mengatakan bahwa persaingan ketat antar kontestan mewarnai konstelasi politik jelang pemilihan Gubernur Maluku. Bahkan, kata dia, posisi Gubernur petahana cenderung tidak aman.
Satya menjelaskan dengan tingkat Elektabilitas Patahana per september 2017 hanya 35,03%, sangat terbuka peluang untuk di kalahkan.
"Pesaing terdekat atau kompetiter lainnya, seperti Tagop Solissa dan Herman Koedoeboen. Peluangnya sangat terbuka untuk persaingan pilgub di Maluku," ujar Satya di Jakarta, Kamis (5/9/2017).
Satya mengatakan dengan elektabilitas petahana dibawah 50% dapat dimungkinkan para calon penantang bisa mengalahkan calon gubernur incumbent. Pasalnya, elektabilitas calon penentang Tagop Solissa dan Herman Kordoeboen cukup tinggi,” kata Satya.
Satya menyampaikan pilkada masih cukup lama. Sementara itu, lanjutnya, hasil survey pasti dinamis mengingat masing-masing kandidat belum bekerja penuh.
“Istilahnya kandidat baru gunakan perseleng satu. Belum menunjukkan kekuatan yang sebenarnya,” tegas Satya.
Sebelumnya, Lembaga Survey Mitra Media Strategis Jakarta melakukan survei tentang Calon Gubernur Maluku periode 2018-2023. Survey dilakukan pada tanggal 1-15 September 2017 dengan metode Multi Stage Random Sampling. Menggunakan 1200 sampel dengan margin eror 2,9% dan instrumen kuisioner serta wawancara tatap muka.
Tiga kandidat dengan elektabilitas tinggi masing-masing Said Assegaf (Gubernur Incumbent) dengan 35,03 %, Tagop Solissa (Bupati Buru Selatan dua periode) dengan elektabilitas 26,06 %. Disusul Herman Koedoeboen di posisi ketiga dengan posentase 20,01%. Sedang calon lain dibawah 5%, yaitu Murod Ismail 2,12%, Komarudin Watubun 2,02 %, Bitzael S Temmar 1,03%, Barnabbas 1,02%, Johozua M.Youltuwu 0,4%.
KEYWORD :Pengamat Satya Servi Julianto Pilgub Maluku