Marlen Sitompul | Jum'at, 06/10/2017 18:31 WIB
Ketua Tim Pengawas Haji, Fadli Zon
Jakarta - Presiden Jokowi dinilai keliru dalam menyikapi terjadinya daya beli masyarakat yang terus mengalami penurunan. Sebab, penurunan daya beli masyarakat dianggap sebagai fakta perekonomian masyarakat yang semakin buruk.
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (6/10). Menurutnya, ketika ditanya langsung kepada masyarakat tentang keadaan ekonomi, pada umumnya merasa kesulitan hidup semakin besar.
"Apa yang disampaikan
Presiden Jokowi itu keliru sekali bahwa kalau kita melihat dan dalam rangka reses maupun serap aspirasi, saya termasuk melihat bahwa daya beli masyarakat itu memang melemah," kata Fadli.
Hal itu menanggapi pernyataan
Presiden Jokowi yang menuding lawan politiknya dengan sengaja menciptakan isu soal turunnya daya beli masyarakat untuk menghambat elektabilitasnya jelang
Pilpres 2019.
Fadli menegaskan, kesulitan perekonomian masyarakat saat ini tidak bisa ditutupi. Dimana, hampir di seluruh daerah masyarakat merasakan hal yang sama terkait kesulitan hidup yang sedang dihadapi saat ini.
"Semakin banyak masyarakat yang sulit mendapat pekerjaan kemudian mereka merasakan harga-harga melambung tinggi, kenaikan harga listrik, kenaikan harga gas atau kenaiakn harga harga lain itu tentu membuat daya beli masyarakat makin lemah," tegasnya.
Sebelumnya,
Presiden Jokowi menuding isu soal turunnya daya beli masyarakat sengaja diciptakan oleh lawan politik guna menghambat elektabilitas jelang
Pilpres 2019 nanti.
"Isunya hanya daya beli turun. Saya lihatin siapa yang ngomong, (orang) politik enggak apa-apa. Kalau pengusaha murni saya ajak ngomong. Kalau orang politik kan memang tugasnya itu, membuat isu-isu untuk 2019. Sudah, kita blak-blakan saja," kata Jokowi, dalam pidato peresmian penutupan Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tahun 2017 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (3/10).
KEYWORD :
Pilpres 2019 Daya Beli Turun Presiden Jokowi
