PM Australia, Malcolm Turnbull
Jakarta - Pemerintah Australia mengatakan tidak akan takut ancaman Pyongyang. Hal itu disampaikan setelah Korea Utara mengeluarkan ancaman terhadap pemerintahan Marcolm Turnbull karena hubungannya dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Media pemerintah Korea Utara melaporkan Australia menunjukkan langkah-langkah berbahaya dengan giat bergabung dengan provokasi politik dan militer Amerik Serikat yang menghina DPRK.
"Jika Australia terus mengikuti Amerika Serikat dalam memberlakukan tekanan militer, ekonomi dan diplomatik terhadap DPRK meskipun ada peringatan berulang kali, mereka tidak akan dapat menghindari bencana," kata KCNA dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor berita pemerintah, Sabtu.
Presiden Korsel Upayakan Dialog dan Jalan Penyatuan dengan Pyongyang yang Dianggap Terisolasi
Peringatan terakhir Korea Utara terhadap Australia terjadi setelah menteri luar negeri Julie Bishop dan menteri pertahanan Marise Payne berkunjung minggu lalu ke zona demiliterisasi yang berada di antara Korea Selatan dan Korea Utara.
Uskup dan Payne menghadiri pertemuan di desa gencatan senjata Panmunjom dengan rekan-rekan mereka di Korea Selatan, yang memperkuat dukungan Australia untuk sekutu historisnya.
Rudal Jarak Jauh Terbaru Angkatan Laut AS dapat Mengubah Keseimbangan di Laut Cina Selatan
Menteri Pertahanan, Dan Tehan, mengatakan Australia tidak akan diganggu oleh Korea Utara. "Kami tidak akan dikecam oleh Korea Utara, kami akan terus melakukan semua yang kami bisa untuk melindungi dan membantu dan mendukung sekutu kami," katanya kepada Sky News, Minggu (15/10)
"Korea Utara harus melakukan apa yang masyarakat internasional minta mereka lakukan, mematuhi semua resolusi dewan keamanan yang disahkan, mengutuk aktivitas rudal dan upaya mereka membangun senjata nuklir.
"Jika mereka melakukan itu, masyarakat internasional akan bekerja dengan mereka. "Jika tidak, maka kita akan terus mendukung sekutu kita, orang Korea Selatan, Jepang dan semua orang yang terancam oleh perilaku tidak menyenangkan dari orang Korea Utara ini."
Ini bukan kali pertama Pyongyang membidik Australia. Pada bulan April, KCNA mengeluarkan pernyataan Australia mempertaruhkan tindakan bunuh diri jika terus mendukung Amerika Seriakt dalam resolusi dewan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Perdana Menteri, Malcolm Turnbull, berulang kali mengkonfirmasi, Australia akan membantu Amerika Serikat jika perjanjian Anzah diundangkan, sementara juga meminta China untuk berbuat lebih banyak untuk menggunakan pengaruhnya untuk membawa Korea Utara kembali antre.
KEYWORD :
Korea Selatan Rudal Australia Amerika Serikat