Marlen Sitompul | Senin, 16/10/2017 10:12 WIB
Jakarta - Para Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) 2018 selain beradu visi dan program, tentunya juga akan berebut suara. Menariknya, Jatim adalah provinsi yang dikenal agamis dan sebagian besar masyarakatnya sangat loyal terhadap ulama.
Nahdhatul Ulama (NU) sebagai basis Ormas terbesar di
Jatim akan menjadi rebutan bagi seluruh kandidat yang akan bertarung di Pilgub. Sosok Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) yang diusung PKB dan PDI Perjuangan (PDIP) dan Khofifah yang notabene Ketua Muslimat NU, secara otomatis akan berebut suara dari warga Nahdhiyin.
Untuk mengetahui sejauh mana antusias masyarakat khususnya warga NU dalam menentukan pilihan calon pemimpin Jatim, Lembaga Jaringan Suara Indonesia (LJSI) kembali menggelar survei untuk menakar keterpilihan para tokoh bakal calon gubernur Jatim.
Berdasarkan hasil survei yang di rilis LJSI menyebutkan, dari 1.816 responden yang merupakan warga Nadhiyin, ternyata 1.352 atau 74,4 persen responden dalam jawaban survei yang memilih Gus Ipul dan Khofiffah sebanyak 35,7 persen atau sebanyak 650 dari 1816 responden.
"Artinya suara kaum Nadhiyin Jatim sudah terpecah dan sebagian lebih condong ke sosok
La Nyalla M Matalliti. Dari hasil penilaian para tokoh oleh masyarakat Jatim juga menunjukan, rata-rata lebih menginginkan gubernur yang punya kompentensi untuk bisa meyelesaikan masalah ekonomi dan kesejahteraan," kata Direktur LJSI, Fahrurizal FAN melalui siaran persnya, Minggu (15/10).
Jawaban responden sebanyak 48,3 persen menginginkan gubernur baru yang bisa menciptkan lapangan kerja baik itu di kota maupun di desa. Kemudian 29,3 persen responden ingin sosok gubernur yang mampu menarik genuine investor ke Jawa Timur, dan sosok yang mampu mengerakan Ekonomi pedesaan diminta oleh 22,4 persen reponden.Fakta lainya, ternyata dari 1.816 responden hanya 67,6 persen yang mengetahui akan adanya Pemilihan Gubenur Jawa Timur pada Juni 2018.
"Sementara sisanya sebanyak 32,3 persen responden sama sekali tidak tahu akan adanya Pilgub pada tahun depan, tentu saja hasil survei ini menunjukkan kalau KPU mulai bekerja Karena saat Survei pertama LJSI baru 57,3 Persen warga jawa Timur yang tahu akan adanya Pilgub," kata Fahrurizal.
Sementara itu, ketika responden diminta untuk menilai tingkat kompetensi para tokoh yang diuji dalam survey kali ini, hasilnya nama
La Nyalla Mataliti meraih 88,6 persen, dan dianggap sebagai tokoh yang memiliki kompentensi sebagai gubernur dan bisa menyelesaikan masalah- masalah di JawaTimur.
La Nyalla dianggap mampu menyelesaikan masalah, terutama pada perbaikan ekonomi masyarakat, iklim investasi di Jatim, serta masalah peningkatan sektor pertanian di Jatim dengan segudang pengalaman sebagai pengusaha dan pembina ormas di Jatim.
Sosok Gus Ipul menempati posisi kedua dengan 71,6 persen suara, disusul Tri Rismaharini 68,9 persen. Ditempat ke empat, Khofifah Indar Parawansa 68,7 persen, Abdullah Azwar Anas 67,6 persen, Nurwiyatno 66,3 persen dan Komisaris Besar Polisi Syafi`in sebanyak 50,9 persen.
"Dari seluruh tokoh yang diuji ,
La Nyalla memiliki tingkat akseptabilitas paling tinggi, yakni 86,4 persen dari 1.816 responden. Dimana warga sangat menerima
La Nyalla sebagai Gubernur dan ini menunjukkan hubungan yang sangat linear dengan jawaban responden yang menerimanya berdasarkan kemampuan ketokohan sebanyak 88,3 persen, kesamaan etnik, suku dengan tokoh 15,3 persen dan kesamaan agama 56,3 persen. Sementara kesamaan gender dengan tokoh calon Gubernur 16,3 persen," tandasnya.
Diketahui, survei ini digelar sejak 28 September sampai 8 Oktober 2017 dengan mengusung tema "Siapa Tokoh Yang Dipilih sebagai Gubernur Jawa Timur 2018-2023". Survei ini diadakan di 29 Kabupaten dan 9 Kota di Jawa Timur dengan metode wawancara tatap muka langsung dengan Warga Jatim yang memiliki Hak pilih.
Sampel responden dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling, sementara margin of error survei kurang lebih sebesar 2,3 persen dengan tingkat kepercayaannya sebesar 95 persen.
KEYWORD :
Pilkada 2018 Pilgub Jatim La Nyalla