Sabtu, 23/11/2024 13:51 WIB

Pak Jokowi, Mulailah Bicara jangan Hanya Kerja

Presiden Jokowi sebagai kepala negara harus banyak bicara ketimbang bekerja. Sebab, dengan banyak bicara akan memberi motivasi bagi bangsa Indonesia.

Presiden Joko Widodo

Jakarta - Presiden Jokowi sebagai kepala negara harus banyak bicara ketimbang bekerja. Sebab, dengan banyak bicara akan memberi motivasi bagi bangsa Indonesia.

Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, melalui akun twitternya di @fahrihamzah, Rabu (18/10). Misalnya, kata Fahri, di Amerika ada istilah politik umum; Bully Pulpit. Itulah dasar pemimpin Amerika banyak bicara.

"Lihatlah di CNN dan Fox News. Presiden Amerika tiap hari ngomong aja kerjanya. Di channel lokal presiden kita kerja aja kerjanya," kata Fahri.

Kata Bully, Fahri menjelaskan, memiliki arti "menggertak" bahkan sekarang banyak berkonotasi negatif. Kata pulpit artinya "mimbar". "Tapi Bully Pulpit sebagai konsep adalah penggunaan posisi publik yang berpengaruh untuk meyakinkan publik," terangnya.

"Di sini kata Bully bermakna positif. Orang yang memiliki mimbar harus punya kesadaran untuk meyakinkan bangsanya. Itulah yang setiap hari dilakukan presiden Amerika sehingga mereka bisa meyakinkan bangsa besar untuk berubah," jelas Fahri.

Fahri mengatakan, dalam tradisi presidensialisme Amerika ada menteri urusan media (Press Secretary) yang satiap hari masuk TV dan bicara. Dan menteri ini tugasnya melayani media sampai puas hingga tidak ada pertanyaan lagi.

"Supaya utuh pesannya. Jadi baik presiden maupun juru bicaranya sangat aktif bahkan agresif untuk bicara. Karena bicara adalah kewajiban utama," kata Fahri.

Sementara, lanjut Fahri, di Indonesia, pemimpin yang banyak bicara dianggap kurang baik reputasinya. Dianggap tidak kerja alias banyak bicara. "Lalu, presiden kita pun menganggap banyak bicara gak bagus. Semboyannya kerja, kerja, kerja," katanya.

Menurutnya, presiden lupa bahwa dalam kapasitas sebagai presiden dari negara berpenduduk besar dan tersebar bicara itu menjadi utama. Dimana, bangsa ini terbentuk karena pidato. Solidaritas sebagai bangsa Indonesia dibangun melalui narasi yang mengalir dari lidah pemimpin.

"Bahkan Bung Karno menyebut dirinya sebagai “penyambung lidah rakyat Indonesia”. Dia yang mengeja kosa kata INDONESIA!. Pidato Sukarno bahkan menggelegar mengubah wajah dunia. Melahirkan kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia," tegasnya.

KEYWORD :

Presiden Jokowi Fahri Hamzah Istana Negara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :