Kerajinan souvenir di Nuwa Kreatif Pemula
Jakarta - Melihat potensi di desanya yang terlatak di pinggir pantai, Dilanoviana tergerak untuk mengembangkan. Bersama rekan-rekannya, warga dan pemerintah Desa Tanjung Hutan, Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, pemudi kalahiran 28 September 1992 ini berusaha mewujudkan desanya menjadi Desa Wisata.
Selain wisata pantai, Dilanoviana juga sedang merintis pembangunan wisata hidroponik di atas bukit di desanya. Didukung Kepala Desa, sedang disiapkan perkebunan merica yang memiliki bangunan pentas seni rakyat dan akan dubangun rumah-rumah pohon untuk menarik wisatawan. Di atas lahan seluas dua hektar itu, juga akan disediakan tempat outbond.
Pembangunan desa wisata di Tanjung Hutan, juga dilengkapi dengan tempat pemandian air panas. Di area wisata itu, kebetulan ada empat titik sumber air panas alami yang potensial untuk dikembangkan.
“Area wisata ini mulai pada 2016. Saya berharap para pemuda desa Tanjung Hutan bersama-sama mengembangkan perekonomian desa lewat pariwasata,” ujar Dila, sapaan gadis berjilbab ini saat dikunjungi Tim dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Tanjung Hutan, akhir pekan ini.
Dilanoviana merupakan satu dari 78 pemuda teknopreneur penggerak dan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa yang difasilitasi oleh Kemenpora. Bersama para pemuda lain yang telah terseleksi dari 34 provinsi, Dilanoviana telah mengikuti Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pemuda Berbasis IPTEK dan IMTAK bertema “Pemuda sebagai Penggerak Sentra Pemberdayaan Pemuda di Desa”, yang digelar di Bogor, Jawa Barat, akhir Juli lalu.
Asisten Deputi Bidang Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda Kemenpora, Esa Sukmawijaya mengatakan, peran aktif dan partisipasi pemuda dalam setiap aktivitas pembangunan di desa perlu terus ditingkatkan agar mereka kelak akan menjadi para kader pemimpin dan pelopor yang tangguh di desanya masing-masing. Mereka juga patut diapresiasi karena telah memberikan sumbangsih ilmu dan tenaga untuk pembangunan desa.
Menurut dia, pelatihan yang telah diberikan kepada bagi para pemuda desa itu untuk merealisasikan salah satu poin Nawacita yang berbunyi, Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa-desa dalam kerangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Para pemuda yang direkrut berasal dari beberapa titik pada 40 desa percontohan dan 14 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK),” terang Esa.
“Selain keterampilan di bidang teknologi, para pemuda juga harus pernah berpartisipasi dalam pemberdayaan pemuda pada bidang keagamaan, sehingga sejalan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Hal ini akan menimbulkan keseimbangan hidup bagi para pemuda sebagai kader masa depan bangsa," tambahnya.
Setelah mendapatkan Pelatihan, para pemuda teknoprenuer itu juga mendapatkan pendampinginan dan fasilitasi untuk mengembangkan berbagai karyanya. Selain Dilanoviana, pemuda teknoprenueur lain yang telah mengikuti pelatihan dan pekan ini dikunjungi Tim Kemenpora adalah Asep Jaya Suprana, pemuda dari Desa Umpu Bhakti Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan.
Asep, bersama warga dan rekan-rekan pemuda desa, ia membuat kerajinan souvenir berbahan limbah kayu dari bekas mebel. Di markas organisasi yang diberinama Nuwa Kreatif Pemula (Pemuda Peduli Lingkungan dan Alam), pemuda kelahiran 7 Oktober 1994 ini mengubah limbah kayu itu menjadi kerajinan ornamen Lampung Way Kanan dalam bentuk gambar seloit, akrilik, gantungan kunci, dan lambang atau logo sesuai pesanan.
“Kita menjual hasil kerajinan ke instansi atau perkantoran, bakn, sekolah dll. Kalo yang gantungan kunci, seloit kita jual kepada anak-anak muda dan masyarakat umum serta sekolah,” tutur Asep.
KEYWORD :Pemuda Pemuda Teknopreneur