Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif
Teheran - Pemerintah Iran meminta pemerintah Amerika Serikat untuk meninggalkan sikap bermusuhan yang ditujukan membatasi peran Teheran melawan ISIS di Timur Tengah. Hal itu disampaikan setelah Amerika Serikat meminta Teheran menarik diri melawan kelompok teroris di wilayah tersebut.
"Sayangnya Amerika tak sadar dan menerima, bahwa Iran adalah penyebab utama stabilitas, perdamaian dan kontributor kampanye melawan terorisme di wilayah tersebut. Jika bukan karena pengorbanan Iran melawan Daesh (akronim Arab untuk ISIS) maka, mungkin mereka akan berkembang luas di Damaskus, Baghdad dan Erbil," kata Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif.
Diplomat tertinggi Iran meminta Amerika Serikat merevisi pendekatan mereka yang salah dan berhenti mendukung Arab Saudi untuk menghentikan meningkatnya kerusakan kawasan tersebut.
Ia merujuk pada unit-unit Korps Garda Revolusi Islam yang ditempatkan di Suriah dan Irak atas permintaan pemerintah mereka untuk memberi tahu pasukan mereka dalam perang melawan militan ISIS
Rekannya dari Amerika Serikat, Rex Tillerson mengatakan, saatnya kelompok-kelompok yang didukung oleh Iran dan penasihat militer Iran yang membantu Irak mengalahkan ISIS kembali ke negaranya, setelah pertemuan bersama yang langka dengan para pemimpin Irak dan Arab Saudi.
"Milisi Iran yang berada di Irak, yang sekarang melawan Daesh dan ISIS akan segera berakhir, mereka harus kembali ke negaranya. Pejuang asing di Irak harus pulang dan mengizinkan rakyat Irak kembali memegang kendali," Tillerson mengatakan pada konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Saudi Adel Jubeir.
Puluhan ribu orang Irak mengindahkan seruan melakukan kontak senjata pada 2014 setelah ISIS merebut sepertiga wilayah negara tersebut, dengan membentuk Pasukan Mobilisasi Populer, yang didukung oleh Teheran dan telah dinyatakan sebagai bagian dari aparat keamanan Irak.
Iran Amerika Serikat Arab Saudi