Pengunsi Rohingya (Foto: AP)
Yangon – Sekelompok umat Budha memblokade puluhan relawan pembawa bantuan yang diperuntukkan bagi pengungsi Muslim di Rakhine State, tempat di mana Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungsikan ribuan orang, lantaran khawatir turut terkena dampak kekerasan.
Salah seorang penanggung jawab regional dan seorang aktivis mengatakan kepada Reuters, bahwa sekitar sepuluh relawan asal Myanmar dipaksa kembali, saat komunitas Rakhine beragama Budha sedang melakukan demonstrasi di Kota Myebon.
Pemblokadean itu semakin menegaskan informasi di kalangan aktivis, bahwa mayoritas Budha berupaya memisahkan pemeluk Budha dan Muslim, serta menginstruksikan penduduk Rakhine tidak bertransaksi dengan Muslim, demi mencegah terjadinya tindakan militan.
Akhirnya, pengiriman bantuan makanan terpaksa ditunda, dan baru diperbolehkan setelah melewati pemeriksaan lebih lanjut oleh perwakilan komunitas Budha.
“Kelompok RI (Relief Internasional) mencoba pergi ke kamp, dan penduduk setempat menghalangi jalannya,” kata penanggung jawab relawan Tin Shwe, Rabu (25/10).
Juru Bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB Pierre Peron mengatakan sejauh ini relawan pembawa bantuan memang kerap kesulitan menembus kamp-kamp pengungsian. Insiden Rabu (25/10) ini adalah salah satunya.
“Tentu saja kami menghormati bahwa setiap kelompok boleh menggunakan hak kebebasan berbicara dan berkumpul dengan damai. Namun ada fakta sederhana di sini, bantuan keselamatan diblokir untuk menjangkau orang-orang yang rentan yang sangat membutuhkannya, termasuk anak-anak dan orang-orang tua,” ujarnya.
Tampak dalam sebuah foto yang diposting di Facebook hari ini, dua lusin perempuan duduk menghalangi jalan kecil menuju kamp pengungsi. Sementara sekelompok pria berdiri di belakang mereka.
Sementara pemimpin cabang regional Jaringan Perempuan Arakan Khin Thein menolak aksi demonstrasi dan blokade itu sebagai aksi anti-kemanusiaan. Menurut informasi yang ia dapatkan, relawan tersebut akan mengisi seminar pendidikan tentang kekerasan berbasis gender, kebersihan dan sanitasi kepada umat Islam.
“Mereka punya makanan dan tempat tinggal. Kami tidak bisa menerima hal-hal berlebih ini untuk mereka,” ungkapnya.
KEYWORD :Myanmar Rohingya Rakhine PBB