Sabtu, 23/11/2024 23:38 WIB

Bukan Main-main, Korut Ancam Ledakkan Bom Hidrogen di Samudra Pasifik

Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho mengatakan bulan lalu Pyongyang mempertimbangkan melepskan ledakan paling kuat dari bom hidrogen di atas Samudra Pasifik

Bom Hidrogen (Foto: Financial Tribune)

Washington - Seorang pejabat senior Korea Utara mengatakan, peringatan baru-baru ini menteri Korea Utara terkait uji coba nuklir di Samudera Pasifik harus artikan secara harfiah.

"Menteri luar negeri sangat menyadari maksud pemimpin tertinggi kami, jadi saya pikir Anda harus menerjemahkan kata-katanya secara harfiah," kata Ri Yong Pil, diplomat senior di Kementerian Luar Negeri Korea Utara, dalam wawancara bersama CNN pada Rabu (25/10).

Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho mengatakan bulan lalu Pyongyang mempertimbangkan melepskan ledakan paling kuat dari bom hidrogen di atas Samudra Pasifik di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat.

Komenetar itu menysul, Presiden Donald Trump memperingatkan, Amerika Serikat akan benar-benar menghancurkan Korea Utara, yang mengembangkan rudal bertenaga nuklir untuk menyerang Amerika.

Pekan depan, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump akan melakukan kunjungan ke Asia di mana ia akan lebih banyak menyoroti kampanyenya untuk menekan Korea Utara dan menghentikan program nuklir dan misilnya.

Sejauh ini, strategi tersebut gagal menghentikan Pyongyang melakukan uji coba rudal dan nuklirnya. Terlepas peringatan Amerika Serikat yang berulang kali mengatakan semua opsi, termasuk yang militer, ada di meja, pejabat Gedung Putih mengataka, Trump tetap memilih resolusi damai mengenai kebuntuan tersebut.

Secara terpisah, Angkatan Laut Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah pernyataan kelompok satuan militer kapal induk Nimitz telah memasuki area operasi armada 7, yang mencakup Samudera Pasifik dan Samudera Hindia bagian barat.

Operasi itu termasuk dua kapal induk lainnya, Ronald Reagan dan Theodore Roosevelt, di wilayah tersebut. Kapal induk tambahan biasanya dilihat curiga oleh China dan Korea Utara.

Pejabat angkatan laut mengatakan, Nimitz, yang sebelumnya melakukan operasi untuk mendukung perang melawan ISIS di Irak dan Suriah, akan siap untuk mendukung operasi di wilayah tersebut sebelum kembali ke pelabuhan asalnya. Operasi itu menjelang kunjungan Trump ke Asia, termasuk ke China.

KEYWORD :

Korea Utara Amerika Serikat Rudal




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :