Ilustrasi VX
Washington - Tidak ada orang di luar pemerintah Korea Utara yang tahu pasti stok kimia negara tersebut, namun intelijen dari para pembelot dan pemerintah Korea Selatan menunjukkan, Pyongyang memiliki 2.500 sampai 5.000 metrik ton dari sekitar 20 agen senjata kimia.
Dilansir New York Time, para ahli menduga persenjataan Korut mencakup VX, yang jauh lebih beracun daripada sarin. Pembunuhan mengerikan pada Februari dari saudara laki-laki Kim yang terasing, Kim Jong-nam di bandara di Malaysia yang menurut jaksa dilakukan oleh dua wanita, dilatih oleh agen Korea Utara, yang mengusap wajah korban dengan VX.
Pembunuhan Kim Jong-nam juga menimbulkan momok baru dalam senjata kimia. Fakta, VX berhasil keluar dari Korea Utara yang tidak terdeteksi ke negara lain dapat mengindikasikan bahwa Kim menggunakan jaringan penyelundupan kriminal secara diam-diam membantu negara lain, atau aktor non-negara, dalam memperoleh atau memproduksinya.
Sebelum dinyatakan sebagai barang terlarang di Konvensi Senjata Kimia 1993, Protokol Jenewa, Swiss telah terlebih dulu melarang penggunaan gas tersebut pada 1925. Namun beberapa negara mengabaikan hukum internasional dan menggunakan senjata kimia menyerang kota-kota dan populasi sipil sama seperti yang dilakukan Korea Utara hari ini. Cara mencegah serangan semacam itu, logikanya, mengembangkan senjata yang sama.
Senat Amerika Serikat, yakin kesepakatan tersebut adalah kebodohan dalam dunia yang berbahaya, menolak untuk meratifikasi pakta tersebut. Banyak negara mengembangkan program senjata kimia canggih, serta senjata biologis. Pada 1990-an, Amerika Serikat memiliki gudang 27.700 metrik ton agen kimia, dan Rusia memiliki setidaknya 40.000.
Ancaman perang kimia berkurang karena kekuatan senjata nuklir jauh lebih besar, tapi juga karena Konvensi Senjata Kimia 1997, yang melarang senjata sama sekali. Amerika Serikat dan Korea Selatan termasuk di antara 192 negara pihak dalam kesepakatan tersebut, dan mereka sepakat untuk menghancurkan gudang persenjataan kimia mereka, sementaran Korea Utara tidak bergabung.
Setelah Presiden Bashar al-Assad dari Suriah dituduh menggunakan sarin pada 2013, ia bergabung dalam konvensi tersebut. Namun ia kembali melanggarnya dengan serangan kimia lebih banyak, termasuk serangan sarin di Khan Sheikhoun pada April yang mendorong Presiden Trump untuk membalas dengan serangan rudal.
Setelah serangan sarin Suriah pada April, Trump menggunakan istilah emosional yang luar biasa dalam pidatonya tentang keputusannya untuk meluncurkan serangan rudal tersebut. "Bahkan bayi-bayi cantik pun dibunuh dengan kejam dalam serangan biadab ini," katanya. "Tidak boleh ada anak Tuhan yang harus menderita kengerian seperti itu."
Mari berharap agar ingatan presiden terhadap gambar-gambar yang membakar itu akan membuatnya berpikir dua kali sebelum menyerang Kim Jong-un. Nasib jutaan orang Korea Selatan dalam jangkauan gudang kimia Kim bisa bergantung padanya.
KEYWORD :Senjata Kimia Korea Utara Amerika Serikat