Fadli Zon
Jakarta - Tanggapan negatif Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek terhadap gagasan "Revolusi Putih" yang diusulkan Gerindra kepada Gubernur DKI Jakarta dinilai justru mempermalukan pemerintah.
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, melalui rilisnya, Jakarta, Selasa (31/10). Menurutnya, tidak seharusnya seorang menteri kesehatan membuat pernyataan negatif terhadap gagasan konsumsi susu bagi upaya perbaikan gizi anak-anak.
"Seharusnya Menteri Kesehatan, atau Menteri Kelautan dan Perikanan, tidak membenturkan konsumsi susu dengan konsumsi ikan. Apalagi usulan gagasan Revolusi Putih kepada Gubernur DKI Jakarta itu ditujukan untuk perbaikan gizi anak-anak di DKI, bukan untuk 250 juta penduduk Indonesia," katanya.
"Sehingga, membenturkan konsumsi susu dengan produksi sapi nasional yang kecil adalah pernyataan yang sangat menggelikan. Tidak sepadan. Pernyataan itu sebenarnya justru mempermalukan pemerintah sendiri," tegas Fadli.
Sejak 2001, kata Fadli, untuk mengkampanyekan pentingnya susu sebagai sumber asupan gizi, FAO telah menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Susu Sedunia. Di Indonesia, mengadopsinya sebagai Hari Susu Nusantara, yang diperingati sejak tahun 2009.
"Di luar Hari Susu Sedunia, banyak negara juga memperingati Hari Susu Sekolah Sedunia tiap tanggal 27 September," terangnya.
Apalagi, lanjut Fadli, selama lebih dari setengah abad Kementerian Kesehatan dan berbagai lembaga pelayanan kesehatan di Indonesia, mulai dari tingkat Posyandu hingga tingkat rumah sakit, termasuk juga para ahli gizi di berbagai perguruan tinggi, telah mengkampanyekan konsep Empat Sehat Lima Sempurna, di mana susu menjadi bagian penting di dalamnya.
"Sehingga, saya kira sangat konyol dan kontra-produktif jika ada menteri kita mengatakan agar jangan minum susu, hanya karena jumlah sapi kita sedikit," tegasnya.
Sebelumnyam, Menteri Kesehatan Nila Moeloek usai dipanggil Presiden Jokowi mengaku tidak setuju dengan ide titipan Prabowo soal Program Revolusi Putih tersebut.
"Saya agak enggak setuju. Susu kalian tahu dari mana? Dari sapi. Cukup enggak sapi kita? 250 juta penduduk mesti dapat dari mana?" kata Nila di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (26/10).
Kementerian Kesehatan yang berafiliasi dengan Kemenko PMK ini, lanjut Nila menyebut susu sapi mengandung protein, lemak, dan juga glukosa (gula). Dia melihat, susu sapi bisa digantikan dengan ikan yang juga kaya protein.
"Kalau kita lihat konten dari susu, isinya protein, lemak, gula ada dalamnya.Bisa diganti ikan? Bisa. Ada ikan lele, nila, mujair, darat. Bukan buaya darat ya. Kita punya mujair, lele. Gampang," terangnya.
KEYWORD :Presiden Jokowi Partai Gerindra Fadli Zon