Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri (Foto: Reuters / Mohamed Azakir)
Beirut - Harian Arab Saudi, Asharq al-Awsat mengabarkan, Badan intelijen Barat memperingatkan mantan perdana menteri Libanon Saad al-Hariri terkait adanya rencana pembunuhan dirinya. Sayanngnya, sumber tersebut tak disebutkan namanya. Namun, ia dikabarkan dekat dengan Hariri.
Meski begitu, kepala Keamanan Umum Lebanon, Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, mengakut tidak mendengar informasi terkait rencana pembunuhan terhadap tokoh politik di Lebanon. Tentara juga mengatakan tidak menapatkan informasi secuil pun.
Asharq al-Awsat melaporkan, sumber tersebut mengungkapkan bahwa Hariri menerima peringatan dari Barat atas upaya pembunuhan yang direncanakan. Meksi demikian, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait dugaan oknum tersebut.
Hariri pada Sabtu (4/11) secara mengejutkan mengumumkan pengunduran dirinya, dengan alasan adanya rencana membunuh dirinya. Ia menyebut iklim politik di Lebanon saat ini serupa yang dialami oleh ayahnya Rafik al-Hariri, yang juga perdana menteri, pada tahun 2005.
Ia mengkritik Iran dan sekutu Libanonnya Hizbullah atas peran mereka di Lebanon dan negara-negara Arab lainnya.
Hariri menyambangi Riyadh pada Jumat dan belum kembali ke Lebanon. Pengunduran dirinya dibuat dalam sebuah pernyataan di televisi dari Arab Saudi, saingan berat Iran.
Asharq al-Awsat melaporkan sumber yang sama tanpa nama sama seperti berspekulasi, Hariri mungkin akan tetap berada di luar Lebanon karena ancaman keamanan terhadapnya.
Pada Sabtu (4/11), saluran televisi milik Saudi, al-Arabiya al-Hadath, bagian dari kelompok media yang sama dengan Asharq al-Awsat, melaporkan rencana pembunuhan terhadap Hariri telah digagalkan di Beirut beberapa hari sebelumnya, dengan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Menteri Urusan Teluk Saudi Thamer al-Sabhan mengatakan, pihak keamanan pribadi Hariri telah mengkonfirmasi informasi tentang sebuah rencana untuk membunuhnya. Pasukan keamanan internal Lebanon mengatakan, mereka sendiri belum mendapatkan informasi mengenai masalah tersebut, demikian dilansir Reuters, Selasa (7/11)
KEYWORD :Arab Saudi Iran Saad al-Hariri Houthi