Presiden Iran, Hassan Rouhani (Foto: Tehran Time)
Tehran - Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani mengatakan serangan rudal Yaman yang menargetkan Riyadh pada Sabtu (4/11) adalah reaksi terhadap agresi Saudi, Rabu (8/10)
"Bagaimana mungkin mereka (Yaman) tidak bereaksi, sementara Arab Saudi sendiri melakukan destabilisasi di wilayah tersebut. Jadi, apakah mereka dilarang menggunakan senjata mereka sendiri? Jika, Anda ingin menghentikan pemboman, maka Andalah terlebih dahulu menghentikan pengemboman," kata Rouhani dilansir Tasnim, Rabu (8/11) .
Sehari sebelumnya, Pangeran Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman menyebut pasokan roket Iran ke Huthi sebagai agresi militer langsung yang bisa menjadi tindakan perang. Begitupuan, pemerintah Amerika Serikat juga menuduh Iran mendistribusikan rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi ke Arab Saudi pada Sabut pekan lalu.
Begitupun, pengunduran diri secara mendadak Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri disebut-sebut karena ancaman dari Tehran. Hal itu terlihat setelah Saad bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Akbar Velayati di Beirut Jumat (3/11)
Dalam pertemuan tersebut, Iran mengancam Hariri untuk memilih antara mendukung strategi pemerintah Amerika Serikat melawan Hizbullah, atau melihat Lebanon mengalami kekacauan, seperti yang merengguk nyawa ayahnya pada 14 Februari 2005.
Namun, Iran bersikeras berada di balik penembakan rudal balistik di Arab Saudi dari Yaman dan ancaman di balik pembunuhan Saad. Ia menyebut tudingan tersebut salah satu fitnah dari Presiden Amerika Serikat. Ia juga menolak tuduhan dari Arab Saudi bahwa mereka memberikan dukungan finansial dan militer ke Houthi.
Arab Saudi Iran Yaman Houthi