Sabtu, 23/11/2024 18:03 WIB

Saudi Tahan 201 Pejabat Terkait Korupsi

Pemerintah Arab Saudi menahan sekitar 201 orang untuk dimintai keterangan terkait penggelapan sekitar USD100 Miliar atau sekitar Rp1triliun selama beberapa dekade terakhir.

Menteri Pertahanan Arab Saudi, Mohammed bin Salman

Riyadh - Pemerintah Arab Saudi menahan sekitar 201 orang untuk dimintai keterangan, terkait penggelapan sekitar USD100 Miliar atau sekitar Rp1triliun selama beberapa dekade terakhir.

Pangeran, menteri, dan taipan bisnis miliarder termasuk di antara puluhan tokoh terkenal yang ditangkap dan dipecat pada akhir pekan, saat Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengkonsolidasikan kekuasaan.

Aksi bersih-bersi tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional, dengan Arab Saudi dan Iran menghadapi serangan rudal dari Yaman dan sebuah krisis politik di Libanon setelah pengunduran diri perdana menteri Saad Hariri diumumkan dari Riyadh.

"Sebanyak 208 individu telah dipanggil untuk diinterogasi sejauh ini. Tujuh dibebaskan tanpa biaya," kata kementerian informasi Saudi dalam pernyataan, mengutip jaksa agung Sheikh Saud al-Mojeb.

Pihak berwenang membekukan rekening bank terdakwa dan memperingatkan bahwa aset yang berkaitan dugaan kasus korupsi akan disita sebagai milik negara, dimana pemerintah Saudi akan memperluas penyelidikan hingga ke luar negeri.

"Potensi skala praktik korupsi yang telah terungkap sangat besar," kata pernyataan tersebut, dilansir AFP, Jumat (10/11)

"Berdasarkan penyelidikan kami selama tiga tahun terakhir, kami memperkirakan setidaknya sekitar USD100 miliar  disalahgunakan melalui korupsi dan penggelapan yang sistematis selama beberapa dekade," tambahnya

Tokoh terkenal, termasuk konglomerat Pangeran Al-Waleed bin Talal, ditangkap dan dipecat tepat setelah komisi anti-korupsi yang dipimpin oleh pangeran mahkota melalkukan menyelidikan pada Minggu lalu.

Pangeran Mohammed, putra Raja Salman berusia yang berusia 81 tahun, sudah dipandang sebagai penguasa de facto negara bagian yang mengendalikan semua tuas utama pemerintahan tersebut.

Menurut para analis ide-ide terobosannya tersemasuk menangkap para aktor korupsi suatu hal yang berani namun berisiko. Ia melakukan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Saudi baru-baru ini.

Tindakan keras tersebut muncul saat ia bergerak untuk mempercepat program Vision 2030-nya untuk memodernisasi kerajaan konservatif, namun juga karena Riyadh mengambil sikap yang lebih agresif di wilayahnya yang lebih luas.

 

KEYWORD :

Arab Saudi Menteri Mohammed bin Salman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :