Sabtu, 23/11/2024 03:51 WIB

Duterte Remaja Pernah Menikam Seseorang Hingga Tewas

Tahun lalu, Duterte mengaku senang membantai tiga juta pecandu narkoba dan mencap nama presiden Amerika Serikat Barack Obama sebagai anak pelacur.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbicara dalam KTT CEO APEC, yang berlangsung menjelang pertemuan puncak para pemimpin Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di kota Danang, Vietnam pusat pada 9 November 2017. (Reuters / Hoang Dinh Nam / Pool)

Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan pernah menikam seseorang hingga mati saat masih remaja. Demikian disampaikan pidatonya terkait perang obat bius menjelang pertemuan puncak para pemimpin dunia di Manila.

Berbicara kepada komunitas Filipina setempat di kota Danang di Vietnam pada Kamis, Duterte juga mengancam akan menampar pelapor hak asasi manusia (HAM) jika ia bertemu dengannya, dan menggunakan bahasa cabul untuk membalas kritik atas tindakan kerasnya terhadap perang obat-obatan.

"Ketika saya masih remaja, saya masuk dan keluar dari penjara. Saya akan bergemuruh di sini, bergemuruh di sana," kata Duterte, yang berada di Danang untuk pertemuan puncak Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), dilansir AFP, Jumat (10/11)

"Pada usia 16, saya sudah membunuh seseorang, orang yang nyata, gemuruh, tusukan, saya baru berusia 16 tahun, baru saja terlihat, apalagi sekarang saya adalah presiden?"

Duterte memenangkan pemilihan presiden tahun lalu setelah berjanji untuk memberantas obat-obatan terlarang dengan tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pemerintahan sebelumnya.

Menurut data pemerintah, Sejak ia menjabat 16 bulan yang lalu, polisi mengatakan mereka telah membunuh 3.967 orang dalam tindakan keras tersebut. 2.290 orang lainnya dibunuh karena kejahatan terkait narkoba, sementara ribuan lainnya masih belum terpecahkan.

Duterte yang kini berusia  72 tahun tetap populer di kalangan orang Filipina yang percaya bahwa ia membuat masyarakat lebih aman. Namun kritikus  mengatakan Duterte melakukan kampanye pembunuhan massal di luar hukum, yang dilakukan oleh polisi yang korup dan warga yang dipekerjakan.

Tahun lalu, Duterte mengaku senang membantai tiga juta pecandu narkoba dan mencap nama presiden Amerika Serikat Barack Obama sebagai anak pelacur karena mengkritik perang narkoba.

Duterte juga mengatakan pada Desember tahun lalu bahwa ia secara pribadi telah menembak mati tersangka kriminal saat menjadi walikota kota Davao selatan untuk memberi contoh bagi polisi.

Juru bicara kemudian kemudian berusaha untuk mengklarifikasi ucapan tersebut. Ia mengatakan pembunuhan tersebut terjadi pada sebuah tindakan polisi yang sah

KEYWORD :

Filipina Narkoba Duterte KTT




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :